Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Memaafkan, Kunci Menjalin Hubungan Manusia yang Merepotkan

26 Mei 2019   03:00 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. - Dokpri

Sulit memang jika kita memendam amarah tersebut terlalu lama. Namun, akhirnya saya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mengurangi rasa sakit itu adalah memaafkan mereka. Ikhlas dengan apa yang mereka perbuat dan memulai lembaran baru dalam hubungan antar manusia.

Walau demikian, mengingat saya tidak ingin kejadian yang tidak mengenakkan terulang, saya masih menjaga jarak dengan orang-orang tersebut. Menjaga jarak bukan berarti memutus tali silaturahmi. Artinya, saya masih biasa saja dan ramah dengan mereka seakan tak terjadi apa-apa.

Namun, jika ada tanda-tanda ada keinginan dari mereka untuk memanfaatkan saya lagi, maka saya akan tegas menolak dengan halus dan membantu mereka sebisa saya. Kini, bagi saya, kala membantu orang lain bukan seberapa besar bantuan itu kita berikan tapi seberapa ikhlas bantuan tersebut tersedia dari kita. Kalau tidak ikhlas, lantas buat apa?

Kunci untuk ikhlas merupakan salah satu kunci dalam perang melawan diri sendiri. Ketika belum ikhlas, ada rasa mengganjal yang amat sangat dan membuat diri kita menjadi kalah. Menjadi tidak semangat menjalani hidup, tidak berkonsentrasi dalam beraktivitas, dan tidak sungguh-sungguh dalam beribadah.

Bersyukurnya, saya masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menempa diri belajar ikhlas, mengendalikan amarah, dan menghindari perseteruan. Jika pada beberapa kesempatan yang lalu saya pernah menuangkan keinginan untuk mencoba mengkhatamkan Al-Quran dan mengurangi penggunaan media sosial, maka dua cara itulah yang paling ampuh untuk meredakan amarah dan perseteruan. Di samping, kegiatan menulis yang lebih intensif untuk saya jalani.

Saya mulai menelaah kembali beberapa ayat-ayat Al-Quran mengenai pentingnya untuk bersikap ikhlas. Salah satunya adalah kutipan ayat dari Surat Al-Insan ayat 8-12. Jika disimpulkan, ayat tersebut mengajarkan pada kita bahwa dalam beramal, hanya ridha kepada Allahlah yang diharapkan. Tidak ada harapan balasan terima kasih dari apa yang sudah diberikan.

Satu poin ini mengajarkan keikhlasan dalam memberi. Kadang, dalam memberi, kita masih sedikit berharap ada timbal balik dalam pemberian kita. Inilah yang menjadi pelajaran berharga, terutama dalam diri saya, bahwa ketika ada orang yang saya bantu namun tidak memberikan apresiasi barang sedikitpun, maka saya harus mengikhlaskan. Tidak boleh ada sedikitpun bibit amarah.

Selain ikhlas, maka langkah yang paling tepat untuk menghindari perselisihan dari sikap tidak ikhlas adalah memberi maaf. Sesuai kandungan Surat Al-Baqarah ayat 237, sikap saling memaafkan merupakan indikator awal lahirnya kebaikan dan ketakwaan seseorang. Sikap ini akan menghilangkan ego untuk mempertahankan kebenaran pribadi yang masih saja timbul. Yang menjadi bibit utama untuk menimbulkan amarah dan perseteruan.

Di dalam QS Fushilat ayat 34-35, malah ada level yang lebih tinggi lagi dalam upaya untuk meredam amarah dan perseteruan, yakni membalas kejahatan yang pernah diterima dengan kebaikan. Sesuatu yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Narasi kisah beliau yang membalas keburukan orang yang meludahi beliau saat pergi ke masjid dengan hantaran makanan ketika orang penganggu tersebut sakit adalah narasi yang paling mengena. Untuk apa menyimpan dendam?

Sekali lagi, sebagai sebuah kesimpulan, di bulan Ramadan ini saat kegiatan lebih banyak dicurahkan untuk beribadah, maka tensi untuk menaikkan amarah sudah sejatinya diturunkan atau bahkan dikubur dalam-dalam. Lebih memahami kembali tafsir dari Al-Quran akan membuat hati tenang dan menjadi lebih sadar bahwa perseteruan tidaklah akan memperoleh kebahagiaan.

Hubungan antar manusia memang merepotkan. Tapi kita tidak bisa hidup sendiri. Setiap manusia merupakan makhluk yang lemah. Kita haruslah hidup saling membantu. Membantu dalam keikhlasan dan pengertian untuk saling menjaga amarah serta perseteruan untuk meraih kemenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun