Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Begini Cara Sekolah Menghitung Gaji Guru Honorer

24 November 2017   10:56 Diperbarui: 24 November 2017   14:34 81094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari dana BOSNAS yang diterima, sebesar 15% digunakan untuk belanja pegawai yakni Rp. 36.000.000,00. Sedangkan dari dana BOSDA yang diterima, sebesar 20% digunakan untuk belanja pegawai. Dari hasil perhitungan, belanja pegawai yang bersumber dana BOSDA adalah sebesar Rp. 42.000.000,00. Maka, dalam satu tahun, total dana yang digunakan untuk membayar gaji GTT dan PTT sebesar Rp. 78.000.000,00. 

Setiap Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) akan mendapatkan dana sebesar Rp. 7.800.000,00 per tahun. Artinya, dalam satu bulan, tiap GTT dan PTT di sekolah tersebut akan mendapatkan gaji sebesar Rp. 650.000,00. Sebagai perbandingan, Upah Minimum Kota (UMK) 2017 yang mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No 121 Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 2.272.167,50. Jika dipersentasekan, maka perbandingan gaji guru honorer di sekolah tersebut dengan UMK adalah sekitar 28%, atau kurang dari 1/3-nya.

Ilustrasi (Dok.Pri)
Ilustrasi (Dok.Pri)
Kecil? Kurang? Ya memang itulah keadaannya yang terhitung di dalam RKA tiap sekolah. Hitungan di atas juga masih perhitungan kasar dan bergantung dengan kondisi sekolah dan daerah. Sekali lagi, kondisi masing-masing sekolah yang berbeda baik jumlah siswa maupun jumlah guru dan tenaga kependidikan honorer membuat gaji guru honorer di setiap sekolah akan berbeda pula. Jika jumlah murid sekolah sedikit dan jumlah guru dan tenaga kependidikan honorer banyak, maka gaji yang diterima akan semakin sedikit dan begitu pula sebabaliknya.

Jumlah 650.000 rupiah bagi saya sudah cukup baik dibandingkan ada guru honorer yang hanya menerima 100 ribu hingga 300 ribu rupiah per bulan. Dalam sebuah forum yang pernah saya ikuti dan dihadiri oleh pengawas, kepala sekolah dan guru di tingkat kecamatan, ada seorang kepala sekolah yang mengkritisi jika sekolah masih membayar gurunya di bawah kisaran 800 ribu rupiah hingga 1 juta. Menurutnya, rentang besaran tersebut merupakan upah minimum di dunia pendidikan yang berbeda dengan dunia industri. Hingga tulisan ini saya tulis, tak ada sumber informasi yang akurat mengenai rentang besaran upah tersebut.

Untunglah, di daerah saya, untuk guru dan tenaga kependidikan honorer yang memiliki masa kerja lebih dari 3 tahun serta telah terverifikasi oleh Dinas Pendidikan akan mendapatkan semacam insentif sebesar 400-500 ribu rupiah per bulan. Jumlah ini meski juga kecil namun bisa menjadi tambahan untuk sekedar menambah kesejahteraan mereka. Selain itu, dari beberapa rekan guru honorer dari sekolah lain yang berbagi tentang gajinya, rata-rata mereka sudah digaji di atas 600 ribu rupiah per bulan. Syukur alhamdulillah.

Sebagai penutup dan tak ingin berpolemik lebih jauh, saya hanya teringat kata-kata Kaisar Hirohito selepas Jepang babak belur di Perang Dunia II yang berbunyi : 

“Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”

Ada tangan-tangan luar biasa di balik kesuksesan mereka (Dokumen Pribadi).
Ada tangan-tangan luar biasa di balik kesuksesan mereka (Dokumen Pribadi).
Lantas, seberapa penting guru, terutama guru honorer dengan gaji ratusan ribu per bulan di negeri ini? Atau sudah menjadi pilihan kita untuk sekedar menjadi penonton negara lain yang sudah saling berkejaran dengan majunya mereka di dunia pendidikan?

Sekian, mohon maaf jika ada kesalahan. Selamat Hari Guru, tetap semangat mencerdaskan dan mendidik generasi Indonesia. Salam.

*) Catatan :

Beberapa sekolah tidak menggaji guru honorer dengan jumlah yang sama dan disesuaikan dengan masa kerja dan beban mengajar tergantung kebijakan sekolah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun