Cara Menyikapi dengan Bijak
Kalau dari pengalamanku, kuncinya ada di komunikasi dan pendekatan yang fleksibel, baik kepada murid maupun orangtuanya.
Misalnya:
Memberi ruang eksplorasi : Biarkan anak mencoba berbagai lagu atau instrumen ringan. Kadang, dengan cara ini, mereka menemukan sisi musik yang lebih menyenangkan.
Bangun suasana santai : Jangan langsung menuntut hasil. Kalau anak masih ogah-ogahan, coba sisipkan permainan atau ngobrol singkat supaya mereka merasa lebih dekat.
Komunikasi dengan orangtua : Sampaikan dengan halus kalau anaknya butuh waktu untuk menemukan ritme sendiri. Biasanya, orangtua yang terbuka akan mulai sadar bahwa minat itu nggak bisa dipaksakan. Atau, sampaikan dengan halus, bahwa nampaknya sang anak tidak atau belum tertarik belajar drum, sampaikan atau laporkan update kegiatan belajar mengajarnya secara berkala, sehingga orangtua juga mengetahui perkembangannya dari awal. (Baca juga artikel Dukungan Dan Pentingnya Intervensi Positif Orangtua Murid Dalam Les Musik).
Menutup dengan Refleksi
Pada akhirnya, aku percaya musik seharusnya jadi ruang ekspresi, bukan beban. Kalau anak memang belum tertarik, nggak apa-apa, tugas kita sebagai guru musik bukan memaksa, tapi mendampingi. Siapa tahu, suatu hari nanti, mereka menemukan kembali musik dengan caranya sendiri.
Dan kalaupun tidak, setidaknya kita sudah berusaha memberi pengalaman positif. Karena sering kali, bukan soal mereka jadi jago main musik atau tidak, tapi bagaimana mereka merasa dihargai dan didengar selama proses belajar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI