Bagi kaum LGBT, tak cukup diterima oleh masyarakat. Bagi mereka yang memiliki pasangan, butuh pengakuan secara resmi melalui legalisasi pernikahan. Publik bisa melihat pria gay asal Indonesia memilih tinggal di luar negeri bersama pasangannya karena Indonesia belum melegalkan pernikahan sesama jenis. Tak hanya Ragil Mahardika yang memutuskan menikah dan tinggal bersama pasangan gaynya asal Jerman, yaitu Frederik. Ada pasangan gay Yos dan Max (Indonesia-Kanada), Erwin Chandra-Michael Hinz (Indonesia-Jerman), dan Jacky Rusli-Sath Halim (Indonesia-Amerika).
Di antara pria memilih menjadi gay dengan dalih ingin menemukan jati diri dan mencari kebahagiaan. Akan tetapi, mereka tak bisa menutupi fakta bahwa tindak kekerasan dan pembunuhan kerap terjadi di kalangan mereka. Warga Nganjuk sempat dihebohkan dengan Mujiyanto yang berupaya membuhuh 23 pria gay dengan racun tikus karena terbakar api cemburu. Lima di antaranya dinyatakan tewas (2012). Di tahun 2023, heboh mayat korban mutilasi ditemukan dalam koper di Bogor. Usut punya usut, pelaku berinisial DA (35) dan korban berinisial R merupakan pasangan sejenis. Â
Kasus pembunuhan di kalangan homoseksual sudah sering sekali terjadi. Kondisi ini mengonfirmasi, kebahagiaan yang mereka cari tidak bisa didapat karena telah nyata menentang fitrah manusia. Mirisnya, kaum LGBT makin diterima masyarakat Indonesia hingga kerap mendapat panggung tak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Bahkan, akun YouTube 'Windy in Paris' milik Wisnu Nugroho, pria gay yang kini menjadi transgender diikuti oleh 87,9 ribu subscriber.
Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, tak menutup kemungkinan bahwa LGBT juga beragama Islam. Rasulullah SAW bersabda, "Bahwa Rasulullah saw melaknat laki-laki memakai pakaian perempuan, dan perempuan memakai pakaian laki-laki" (HR. Ahmad).
Lelaki menyerupai pakaian perempuan saja tak diperbolehkan apalagi sampai mengambil peran sebagai wanita yang sesungguhnya. Dalam hubungan antara dua orang gay, salah satunya akan berperan menjadi wanita (feminin) yang kerap disebut boti. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pria gay kerap menggunakan pembalut setelah berhubungan. Di Barat pembalut khusus pria biasanya digunakan untuk pascaoperasi dan dijual bebas. Bagi pria gay, pembalut berfungsi untuk menahan cairan yang keluar dari 'jalan depan' dan 'jalan belakang'. Na'udzubillahi min dzalik.
Seharusnya, Laut Mati cukup menjadi saksi bisu akan adzab yang menimpa kaum Nabi Luth. Allah SWT sampai mengutus Nabi khusus untuk menangangi kaum homoseksual. Dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 80, Allah SWT berfirman, Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)". Sayangnya, ketika diingatkan dengan adzab Allah, para homoseksual mempermainkan logika.
Penutup
Allah SWT menciptakan manusia lengkap dengan sejumlah naluri, di antaranya naluri berkasih sayang (gharizah nau'). Salah satu penampakan dari naluri tersebut adalah munculnya kebutuhan seksual yang mana tujuannya demi kelangsungan hidup manusia. Menyalurkan kebutuhan seksual tidak sesuai dengan ketentuan syariat, sama saja mengundang adzab. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 25, "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya".
Banjir bandang dan longsor yang terjadi di kawasan Puncak, Bogor setelah hujan deras mengguyur sejak Sabtu (5/7/2025) malam menjadi bahan introspeksi. Ada 18 kecamatan dan 33 desa/kelurahan yang terdampak banjir dan tiga orang yang dinyatakan meninggal dunia. Bagi seorang mu'min, tak cukup memandang musibah sebagai dampak dari fenomena alam. Musibah yang terjadi bisa saja akibat lemahnya tata kelola lingkungan maupun rusaknya tatanan sosial. Masyarakat dan pemerintah sepatutnya berintrospeksi, musibah yang terjadi mungkin pengingat akan merebaknya homoseksual.
Wallahu'alam bish showab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI