Depresiasi Mobil Baru: Harga Turun Drastis di Tahun Pertama
Membeli mobil baru memang menjadi impian banyak orang, namun calon pembeli perlu mempertimbangkan faktor depresiasi atau penurunan nilai yang terjadi setelah kendaraan keluar dari dealer. Data terbaru dari Asosiasi Industri Otomotif Indonesia (AIOI) menunjukkan bahwa mobil baru di Indonesia rata-rata mengalami depresiasi hingga 15--25 persen pada tahun pertama kepemilikan.
Penurunan nilai tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari merek dan model mobil, tingkat permintaan di pasar, hingga kondisi perekonomian. Mobil-mobil dengan permintaan tinggi seperti SUV kompak dan MPV populer biasanya mengalami depresiasi lebih rendah, sementara model yang kurang diminati bisa turun harga lebih cepat.
Menurut pakar otomotif, Budi Santosa, depresiasi terjadi karena begitu mobil keluar dari showroom, kendaraan tersebut secara hukum berubah status dari "baru" menjadi "bekas", meskipun belum digunakan secara intensif. "Pembeli mobil harus sadar bahwa harga jual kembali akan selalu lebih rendah, jadi penting memilih model yang memiliki nilai jual stabil dan perawatan yang terjaga," ujarnya.
Kondisi pasar mobil bekas yang semakin ketat juga membuat depresiasi menjadi faktor penting dalam perencanaan keuangan. Beberapa konsumen kini mulai mempertimbangkan membeli mobil bekas berkualitas sebagai alternatif, demi menghindari kerugian besar di tahun-tahun awal.
Dengan meningkatnya kesadaran soal depresiasi, para pembeli diharapkan lebih cermat dalam menentukan pilihan kendaraan, termasuk mempertimbangkan waktu terbaik untuk membeli atau menjual mobil agar kerugian nilai bisa ditekan. Red.Itk
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI