Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

CV Bisa Usang, Tapi Personal Branding Tetap Abadi

25 Juni 2025   08:35 Diperbarui: 24 Juni 2025   23:06 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi CV (dok. pribadi/canva generated)

"Kapan terakhir kali kamu memperbarui CV?"

Jika pertanyaan itu membuatmu mendadak ingin membuka folder bernama "CV terbaru fix final revisi beneran.docx," maka selamat, kamu tidak sendirian. 

Di tengah riuhnya dunia kerja zaman sekarang, banyak orang masih mengandalkan dokumen yang katanya sakral ini untuk membuka pintu karier impian. Tapi di era digital dan medsos yang segala sesuatunya bisa viral dalam lima menit, seberapa jauh sih CV bisa membawa kita?

Mari kita jujur sebentar. CV---atau curriculum vitae---adalah semacam katalog hidup kita. Ia memuat daftar pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan, prestasi, hingga kegiatan OSIS zaman SMA yang dulu kita anggap keren. 

Tapi, masalahnya, CV itu kaku. Ia tak bisa tersenyum. Ia tak bisa menjelaskan bagaimana kita menangani bos perfeksionis atau bagaimana kita tetap ramah ketika klien nanya hal yang sama lima kali. 

CV hanya bisa bilang, "Pernah kerja di sini, pernah ikut pelatihan itu." Tidak ada cerita, tidak ada napas.

Sementara itu, dunia kerja tidak hanya butuh data---dunia kerja butuh rasa. Di sinilah personal branding masuk dan menggebrak pintu HRD dengan penuh percaya diri. 

Personal branding bukan cuma tren orang-orang yang suka tampil di media sosial sambil bilang, "Stay humble guys." Ia adalah identitas profesional kita yang hidup, bernafas, dan bisa berkembang, bahkan tanpa kita sadari.

Mari kita bayangkan dua orang pelamar. Yang satu punya CV tiga halaman lengkap dengan sertifikat TOEFL, pelatihan manajemen stres, dan gelar magister manajemen sumber daya manusia. Yang satunya lagi, CV-nya singkat dan sederhana. 

Tapi dia punya blog yang membahas cara menangani konflik kantor, aktif berbagi insight di LinkedIn, dan pernah jadi narasumber webinar soal komunikasi di tempat kerja. 

Kira-kira, mana yang lebih menarik buat perusahaan yang mencari karyawan adaptif, komunikatif, dan punya nilai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun