Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lebam Sipu yang Tak Kunjung Padam

23 Maret 2019   08:11 Diperbarui: 23 Maret 2019   08:19 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, pijar matadewa begitu semangat menguapkan biji-biji Maret dalam genangan kemarin sore. Saat berjuta rintik menerpa keangkuhan senja dengan gigil yang membiru di bibir pemuisi rindu.

Kala itu, ketika senja meninggalkan lahan, lalu sang malam memulai peran, aku menemuimu di pesta pertemuan. Temu--padu memuai beku. Hangat paling bergejolak, menguar dari perapian rindu.

Di bawah hujan, seulas senyum terlempar kembali. Kau berlari menghambur peluk. Menuntaskan mimpi dari kata menanti.

"Kau terlambat," katamu.

Duhai, Pemuisi rindu

Maafkan diriku telah membiarkanmu dirundung basah

Sungguh kuingin lebih cepat

Dari sejumput janji yang telah kita buat

Namun untuk menemuimu, keberanianku datangnya telat

Kini, aku di sini, Sayang!

Meluahlah rindu ini dalam buncah ternyaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun