Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angkara Waktu

21 Maret 2019   05:23 Diperbarui: 21 Maret 2019   05:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangkaian pilu tahun lalu masih serupa kopi. Wujudnya telah mengering dan lenyap, tapi getirnya tersisa di tenggorokan. Menginfeksi lembaran kalender yang masih hijau di kebun Tuan Takdir. Sehingga daun jiwa meranggas tanpa lafal selamat tinggal, satu persatu fasih menancapkan luka yang bengal di antara hiruk pikuk harapan yang bebal. Menjelma genangan rintih di bibir malam.

Oh ... Waktu.

Akankah ini berlalu?

Ataukah kematian juga menghampiri urat nadiku?

Bagaimana tidak, aku telah mengais sisa-sisa keikhlasan di beranda pikiran. Namun, angkara waktu tetap berlanjut, amuk mencabik sisa pesta tahun baru. Hingga rundung basah terlampau duri ini terlalu nyaman di rongga penyangga kehidupan.

Sabar

Ikhlas

Tawakkal

Serta seubun-ubun kenangan yang tersisa

Semoga selalu menemani getir yang menyiksa

Hingga buah dari segala doa akan menutup kantong luka

tak lagi menganga, mendera dada

Dan berganti dengan genangan bahagia

Angsana, 21 Maret 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun