Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bertanam di Pekarangan Rumah, Minim Modal Hasil Lumayan

31 Juli 2021   22:35 Diperbarui: 3 Agustus 2021   03:00 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekarangan rumah saya yang tak seluas daun kelor sudah mirip dengan Babang John Wick, gondrong awut-awutan. 

Kebanyakan pepohonan di sana hasil lemparan tiga angka biji-bijian yang buahnya habis dikonsumsi seperti pepaya, rambutan, jambu air Jamaika, dan jambu klutuk.

Tiga tanaman terakhir masih remaja jadi belum menghasilkan sama sekali kecuali jambu klutuk, daunnya kerap diminta tetangga untuk mengobati sakit perut.

Ada sih satu yang beli yaitu pohon jeruk limau, namun kini nasibnya sudah tak tentu arah karena ada serombongan ulat helm ijo yang kerap nangkring manis sambil melahap daun-daun mudanya.

Ada juga yang hasil minta yaitu pohon pisang, akan halnya yang tumbuh sendiri adalah binahong dan pohon kersen yang sangat pede hidup di tembok tetangga. 

Dulu, lumayan rajin membersihkan pekarangan depan namun ketika zaman kegelapan tiba dan diri ini harus berjibaku melawan Sauron, Saruman, dan para Orcs, bawaannya malas banget kayak Pak Ogah, ogaaahh aaah. 

Kini yang sering diperhatikan adalah tanaman-tanaman pot yang ada di samping rumah, walaupun bukan saya yang memperhatikannya, hihi.

Ya, karena halaman samping rumah bawahnya dipelur, maka pot-pot lah yang menjadi media tumpuan hidup berbagai macam tanaman. 

Semua tanaman yang berada di pot ini hasil bertanam dengan modal minim, tapi ya lumayan buat kebutuhan pribadi dan tetangga.

Saya bukan menganut prinsip ekonomi sesat berbunyi, "dengan modal sekecil-kecilnya untuk dapat laba yang sebesar-sebesarnya". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun