Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Menyelamatkan Bumi ala Band-band Ramah Lingkungan

3 Februari 2020   19:56 Diperbarui: 4 Februari 2020   01:15 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser Radiohead dengan pencahayaan lampu LED | Ilustrasi: cgbusinessconsulting.

Bulan Maret mendatang band kesayangan kita semua (Heih, kita? Saya aja kalee) akan merilis album bertajuk "Gigaton". Dari judul dan covernya dapat dilihat bila album ini berbau-bau lingkungan hidup. Yep, Pearl Jam memanglah salah satu band yang sangat peduli dengan pelestarian lingkungan hidup.

Band yang lagu-lagunya telah menemani saya sejak remaja dulu itu menduduki peringkat satu sebagai band ramah lingkungan versi majalah Grist. Mereka telah menyumbangkan US$ 100.000 untuk 9 organisasi nirlaba yang bekerja untuk perubahan iklim dan energi terbarukan.

Beberapa tahun lalu, band asal Seattle ini telah mendonasikan US$ 210.000 untuk menanami 33 hektar kawasan Puget Sound, yaitu teluk besar yang terbentang antara Danau Washington hingga Samudera Pasifik di barat laut Seattle dengan pepohonan asli daerah tersebut. Selain itu band pengusung grunge tersebut mendonasikan sebagian pendapatan konsernya untuk pelestarian hutan hujan di Madagaskar dan menggunakan bis biodiesel sebagai transportasi di kala tur.

Band yang digawangi oleh Eddie Vedder, Jeff Ament, Stone Gossard, Mike Mc Cready, dan si ganteng kalem Matt Cameron itu telah berkutat dalam program mitigasi karbon sejak tahun 2003 silam. Mereka menyewa seorang analisis lingkungan untuk menghitung metrik ton output karbon dalam masing-masing tur konsernya.

Ya, pertunjukan langsung alias konser memanglah sebuah kekuatan tersendiri dari sebuah band. Di event inilah para musisi dapat mengeruk pendapatan yang besar.

Sebuah perusahaan akuntansi global bernama PWC memperkirakan di tahun 2023 nanti pendapatan musik live akan menyentuh angka lebih dari US$25 milyar di seluruh dunia.

Tetapi di balik pundi-pundi uang yang menggelora ada sebuah kekhawatiran tersendiri yang ditimbulkan dari sebuah konser musik yaitu polusi.

Sebuah studi di tahun 2010 lalu menunjukkan bahwa musik live di Inggris menghasilkan sekitar 440.924 ton gas rumah kaca dalam setahun, setara dengan 88.000 mobil yang sliweran di jalan.

Masalah yang paling mencolok dari sebuah tur konser adalah beban perjalanan yang tinggi berupa jet pribadi dan armada bus wisata. Setiap tahun, bus wisata menyumbang sekitar 150.000 ton emisi karbon, jumlah yang sangat wow sekali.

Pada 2009, U2 menjadi berita utama ketika melakukan 44 konsernya. Setelah diterawang oleh The Guardian, ternyata Bono and the gank memiliki jejak karbon setara dengan penerbangan dari bumi ke Mars yang berjarak 34, 125 juta mil. Band ini bisa mengurangi emisinya hingga 75 persen jika set panggungnya yang berbobot 429 ton dikirim dengan menggunakan kapal, bukan pesawat.

Selain beban perjalanan berupa pesawat dan bus wisata, sebuah konser dihadapkan dengan polusi yang dihasilkan oleh kinerja stadion pertunjukan. Kinerja stadion pertunjukan dapat menyumbang emisi karbon antara 500 hingga 1.000 ton.

Hasil analisa dari organisasi konsultan Best Foot Forward, band Inggris Radiohead menghasilkan 10.000 ton karbon pada konsernya yang berlangsung di tahun 2003 silam. Sementara tur konser tahun 2006-nya menghasilkan sekitar 2.500 ton karbon.

Mendengar hal itu, Thom Yorke, Collin dan Jonny Greenwood bersaudara, Ed O'Brian serta Phillip Selway pun terjengkang berjamaah, huehue. Oleh karena itu sodara-sodara, pada tahun 2007, Radiohead membuat perubahan dengan mengatur turnya demi mengurangi emisi karbon.

Dalam setiap analisis yang mereka lakukan ternyata kontributor terbesar adalah perjalanan para penggemar dari dan ke tempat pertunjukan. Maka dari itu band yang langsung tenar ketika merilis debut album pertamanya yang berjudul "Pablo Honey" itu setuju untuk mengadakan konser di pusat-pusat kota yang memiliki fasilitas transportasi umum.

Selain itu grup beraliran alternatif rock yang salah satu lagunya baru saja di-cover oleh John Dolmayan di album solonya "These Grey Men" itu menyetujui untuk membeli dua set peralatan panggung khusus untuk konser di Amerika dan Eropa serta mengangkut sisanya dengan menggunakan kapal laut.

Sang konsultan pun merekomendasikan untuk menggunakan kereta sebagai transportasi pribadi dan angkutan barang. Selain itu Radiohead menukar lampu sorot dengan lampu LED yang berdaya kecil untuk pencahayaan panggung.

Adapun rekan senegara mereka, Coldplay mengambil satu langkah lebih maju. Mereka mengumumkan akan berhenti tur sampai pertunjukannya "secara aktif bermanfaat" bagi bumi.

Chris Martin dan kawan-kawan tengah dalam perjalanannya menuju band netral karbon walaupun harus mengorbankan pendapatan sebesar US$ 523 juta dari tur konser album baru mereka yang berjudul "Everyday Life".

Menonton konser secara langsung memanglah menyenangkan namun kesenangan itu harus dibayar mahal dengan polusi yang dihasilkan. Oleh karena itu, apresiasi setinggi-tingginya bagi para musisi ramah lingkungan yang berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka. Semoga makin banyak musisi yang sadar lingkungan dan melakukan hal yang sama ya.

Sekian
Referensi bacaan: popularscience, wegowire, cnn, theguardian, wikipedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun