Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (36)

2 November 2017   16:04 Diperbarui: 2 November 2017   16:15 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rein menatap Ratri yang kini menundukkan wajahnya dalam.

"Rein, tolong aku, kamu mau berjanjikan kepadaku?"

"Janji apa?"

"Memberiku ruang untuk bisa dekat dengan Jed?"

"Aku gak tahu Rat, aku gak mau menjanjikan apapun. Aku tahu apa yang kamu rasakan, karena aku pernah mengalami hal yang sama. Tetapi selalu ada akhir yang menyakitkan untuk sesuatu yang di paksakan."

"Aku mohon Rein." Ratri terisak.  Ratri yang sebelumnya bercerita dengan sombongnya kini terlihat bagai seorang gadis kecil yang kehilangan boneka kesayangannya.

"Aku kan sudah bilang, aku gak ada apa-apa dengan Jed."

Rein tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang, terkadang terasa indah tapi terkadang terasa sangat pedih.  Apalagi ketika orang yang disukai tidak mempunyai rasa yang sama dengannya.  Ratri berhasil membangun empati dalam dirinya, entah dengan tangisnya atau cerita yang tidak pernah Rein duga sebelumnya.  Rein merasa iba.  Ia harus memberi ruang kepada Ratri, memberinya kesempatan, walaupun akan ada rasa sakit dalam hatinya.  Toh,  ia dan Jed sampai detik ini hanyalah sekedar teman.  Walaupun Jed secara terang-terangan memperlihatkan rasa suka kepadanya, tapi tidak pernah sekalipun membicarakan hal itu dengannya. Yang ia tahu,  Jed baik kepadanya. Dan itu sudahlah cukup.

Rein meninggalkan Ratri yang masih terisak. Ia tahu tidak ada gunanya berada di sana lebih lama lagi. Ia tidak dapat menghibur Ratri maupun dirinya sendiri. Rein mengusap matanya yang basah di sepanjang selasar yang ia lalui.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun