Kota dan masyarakatnya jelas telah menjadi bagian dari upaya untuk memajukan negara. Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan termasuk penyediaan ruang publik kepada masyarakat sebagai wujud untuk memberikan hak dan mencerdaskan masyarakat itu sendiri. Â Merujuk pada momen hari habitat dunia (HHD) yang sebentar lagi akan tiba, kita perlu membenahi diri. Tak perlu jauh memandang negara luar, barangkali kita perlu berkaca pada kota Bandung yang memiliki banya ruang publik, seperti Taman pustaka Bunga yang menunjukkan ciri khas Bandung sebagai kota kembang, atau Taman skateboardnya yang memanfaatkan kolong jembatan layang yang pada awalnya area itu sepi dan rawan kejahatan[3]. Survey menunjukkan bahwa warga kota Bandung adalah warga yang bahagia[4]. Seperti yang pernah ditargetkan walikotanya, Ridwan Kamil. Seolah ingin mengatkan bahwa indeks bahgia itu penting bagi masyarakat. Jika tidak bahagia, bagaimana bisa melakukan hal-hal positif? Bagaimana bisa berbuat baik untuk negeri? []
Â
Referensi :
[2]http://duniaperpustakaan.com/seperti-rumah-hantu-perpustakaan-kota-jambi-sepi-pengunjung/
[3]http://medialingkungan.com/news/ekowista-traveling/7-taman-tematik-kota-bandung-yang-mempesona.html
[4]http://infobandung.co.id/survei-membuktikan-warga-kota-bandung-bahagia/
Siahaan, J. MA. Ruang Publik : Antara Harapan dan Kenyataan.
