Saya sangat tahu dan sangat paham kondisi ekonomi orang tua yang saat itu sedang terpuruk dan tak semapan seperti waktu saya kecil. Awalnya orang tua meminta saya bekerja dulu. Tapi saya tetap nekat ikut ujian. Modal belajarnya dari dua buku latihan soal yang saya beli di Pasar Bekas Blauran Surabaya. Saya membaca buku tersebut sambil membantu ibu membuat jajan jepit untuk dijual di toko-toko sekitar.
Jadi ketika dinyatakan lulus, kami pun bingung uang dari mana untuk biaya kuliah. Akhirnya ibu berangkat ke Gresik, menjualkan beberapa kostum tari Bali yang saya miliki sejak kecil. Karena baju itu terbuat dari kulit asli, harganya pun cukup lumayan.
Seiring waktu saat saya masuk kuliah, ternyata ayah dan ibu mendapatkan pekerjaan baru. Padahal saat itu usia mereka sudah berusia di atas 40 tahun. Saya pun akhirnya bisa lulus kuliah dengan biaya dari mereka berdua.
Jadi sekarang kalau ada orang tua yang ekonominya minim, mohon, jangan patahkan mimpi anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan hingga tinggi. Kita tidak pernah tahu kemudahan apa yang akan Tuhan berikan saat kita selalu terus berjuang.Â
Akan selalu ada jalan bagi siapapun yang bersungguh-sungguh. Karena pendidikan tinggi dan berkualitas adalah peluang jalan mengangkat derajat seseorang ke tempat yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI