Siapa yang ramadan kali ini punya banyak target dan ingin selalu produktif? Wah, saya pun selalu tertantang untuk itu.Â
Setiap ramadan, maunya ingin selalu bisa khatam Alquran. Urusan kerjaan nulis, maunya ikutan tantangan sana sini dan berharap bisa cuan.
Ditambah, kalau saya pribadi, maunya rajin bikin bahan pembelajaran untuk anak-anak saya sekaligus jadi bahan konten.Â
Uniknya kalau buat saya, bukan hawa nafsu atau lapar yang jadi musuh dalam meraih tantangan-tantangan produktivitas. Bukan juga setan yang mengganggu mood karena mereka yang sedang dikurung di bulan puasa pun tak mau disalahkan. Godaan terbesar saya datang dari rasa MENGANTUK!
Biasanya setiap hari jika tidak di bulan puasa, saya bisa mengandalkan kopi. Tapi saat menjalankan ibadah puasa, saya harus menjauhi kebiasaan ini. Terutama minum kopi saat sahur. Alasannya adalah kondisi kesehatan yang kurang memungkinkan.
Pernah dulu waktu puasa, saya nekat minum kopi saat sahur. Maksud hati ingin mata kuat terbuka. Yang ada, malah badan gemeteran, jantung berdegup kencang padahal nggak lagi dilihat gebetan. Eh! Belum lagi jeritan lambung yang meronta karena ingin isi perut minta dikeluarkan.
Akhirnya sejak itu, paling tidak saya minum kopi saat buka puasa agar tarawih lancar dan badan tidak oleng saat berdiri gara-gara mengantuk.
Menyiasati Kantuk yang Datang tanpa Permisi
Karena hidup harus terus berjalan, produktif dan aktif harus tetap ada meski di bulan ramadan, mau tak mau, saya harus menyiasati musuh terbesar ini selama sebulan.
Sebetulnya kalau kata pakar kesehatan, kantuk adalah alarm tubuh yang memang meminta istirahat. Tapi kalau intensitas ngantuknya kok sering, tentu jika terus dituruti ya kebangetan!