Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Saat Nasib Rumah Tangga Bisa Ditentukan Media Sosial

30 Maret 2024   23:02 Diperbarui: 30 Maret 2024   23:08 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumen pribadi

Pernah suatu ketika saat melihat di TikTok, ada seorang konten kreator yang menyampaikan untuk berhati-hati saat melihat media sosial.

Ia mengatakan bahwa apa yang sering kita lihat, meski itu sifatnya sekilas, bisa sempat terekam di kepala, hingga ke alam bawah sadar.

Nah parahnya kalau sampai terekam dalam, melibatkan perasaan, dan itu sifatnya sering, ternyata bisa menyebar ke semesta, hingga menjadi bagian dari nasib kita lho.

Saat ini media sosial memang menjadi tempat segala cerita manusia di dunia. Yang bahaya adalah kalau kita kerap terpapar informasi yang negatif, lalu perasaan kita sampai bermain di situ.

Misalnya, sering buka media sosial X. Lalu kita sering melihat berita-berita menyedihkan tentang masalah rumah tangga di akun tertentu. 


Meski awalnya kita hanya sekedar membaca, tapi kalau sampai menelusuri segala informasi yang ada, lalu ikut gemas dan kesal, itulah yang berbahaya.

Karena pada dasarnya, kerja semesta akan mewujud di kita jika kita terus menerus dan berulang bersentuhan dengan hal tersebut serta perasaan kita ikut bermain di sana.

Mirip dengan kerja algoritma media sosial. Apa yang sering kita lihat, itulah yang akan sering muncul pada beranda media sosial kita.

Demikian juga kerja semesta. Apa yang sering dipikirkan, itulah yang bisa menjadi nasib kita.

Rumah Tangga Ribut Gara-gara Media Sosial

Nyatanya, saya memang pernah mengalami hal yang mirip dengan kejadian tersebut. 

Jadi semua berawal dari seringnya saya main di media sosial X. Saat itu saya membaca utas tentang ibu mertua yang nggak baik ke anak menantunya, atau masalah rumah tangga yang suaminya selingkuh.

Dan inilah yang kemudian terjadi...

Gara-gara saya sering melihat berita suami selingkuh, saya jadi malah ribut dengan suami. 

Padahal suami nggak salah apa-apa. Tapi entah kenapa, saya kok punya rasa kesal sama suami. 

Di kemudian hari, ibu mertua menyampaikan hal yang tidak nyaman buat saya, melalui anak saya. 

Hal itu kembali membuat saya ribut lagi dengan suami. Pokoknya hubungan saya dengan suami malah jadi runyam.

Semuanya berhenti saat bulan puasa ini. Saat saya harus mengejar banyak target untuk dicapai, sehingga saya tak punya banyak waktu lagi untuk melulu scroll media sosial.

Jadilah saya sadar, ternyata untuk tipe orang seperti saya, yang kalau tahu sesuatu lalu malah investigasi ke mana-mana, yang kalau membaca sesuatu sampai melibatkan perasaan, ada baiknya memang secukupnya saja saat buka media sosial.

Jurus Aman Main Media Sosial

Dari kejadian rumah tangga ribut gara-gara efek saya kebanyakan main media sosial, akhirnya kini saya punya jurus tertentu agar mata, pikiran, dan perasaan saya aman.

Yang pertama, aktifkan pengaturan atau seringlah memberikan like dan komen di media sosial yang hanya menampilkan orang-orang dengan ketertarikan bidang yang sama dengan kita.

Misal di Instagram, saya memilih lebih banyak menampilkan akun media sosial yang kontennya kebanyakan berunsur seni, kegiatan untuk anak-anak, dan kepenulisan. 

Yang ke dua, jika sedang ingin mencari hiburan dengan berlama-lama main media sosial, buatlah satu akun khusus yang rahasia untuk itu. Gunakan akun ini untuk memfollow hanya akun kita suka. 

Di akun ini juga kita jadi aman dengan tuntutan memfollow balik akun teman yang tidak memiliki niche atau kategori postingan yang tidak kita suka.

Yang ke tiga, aktifkan pengingat. Misal di Instagram, kita bisa mengatur berapa lama kita aktif di medsos ini. Jika melebihi waktunya, Instagram akan memberi tahu kita dengan menyarankan untuk berhenti.

Ke empat, buat banyak target di kehidupan nyata agar kita lupa untuk melihat media sosial. 

Cara ini sebetulnya tergantung juga dengan kekuatan kemampuan kita untuk konsisten. Karena kadang kitanya sudah tahu kalau banyak kerjaan, eh, tetap saja keasyikan main media sosial.

Jadi tetap ya, apapun itu, kontrolnya ya ada pada diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun