Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memberi Kritik dalam Dunia Kerja

17 Mei 2022   14:18 Diperbarui: 17 Mei 2022   14:23 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay

Rasa tidak puas karyawan pada perusahaan memang selalu ada. Maka ketika rasa itu ada, wujudnya pun bisa berbeda-beda antar individu. 

Karyawan yang  memiliki rasa kurang puas dalam pekerjaan, biasanya akan melempar kritik yang ditujukan kepada perusahaan. Atau dengan cara lain yang lebih frontal seperti membangkang atau melakukan pelanggaran.

Bentuk dari ketidakpuasan itu memang bisa berwujud dengan tidak termotivasinya seorang karyawan dalam bekerja, terlihat asal-asalan, tidak respek terhadap atasan, bahkan aturan dalam perusahaan.

Maksud dan keinginan karyawan yang ingin diutarakan kepada perusahaan tempatnya bekerja ini tentunya memiliki aturan-aturan tertentu saat disampaikan. Ada baiknya, kritik tersebut diubah dahulu menjadi bentuk usulan atau saran dalam penyampaiannya sehingga terasa lebih etis dan berbobot.

Pada orang-orang yang berlatar berpendidikan cukup dan memiliki karakter yang selalu berpikir positif, akan santun dalam bertutur bahasa saat menyampaikan usulan-usulannya.

Selain itu, karyawan yang hendak menyampaikan kritik pun harus memerhatikan kondisi tempat ia bekerja. Karena, setiap perusahaan pastinya memiliki perbedaan budaya, cara, dan kebiasaan yang ada di dalamnya.

Perusahaan yang dikelola oleh warga negara asing dengan perusahaan yang dikelola oleh swasta murni atau lokal juga memiliki cara yang berbeda. Apalagi untuk perusahaan yang dikelola oleh keluarga dan banyak menggunakan tenaga kerja kerabat atau keluarga.

Kalau dalam perusahaan swasta murni yakni perusahaan-perusahaan besar yang sudah jelas struktur organisasinya, dalam menyampaikan ide dalam bentuk usulan harus disampaikan secara jelas dan memperhatikan struktur struktural.

Artinya, karyawan dapat menyampaikan ide pada atasannya. Apabila atasan mempertimbangkan bahwa ide bawahannya dapat dilakukan di perusahaan tersebut, maka atasan dapat mengembangkan dan menyempurnakan ide tersebut kepada orang yang berada di atasnya lagi. Begitu seterusnya sampai jenjang tertinggi yang berwenang dalam membuat keputusan dalam perusahaan.

Tentunya, tidak semua ide atau usulan selalu dapat diterima dan dilaksanakan. Namun, karyawan harus senantiasa tetap penuh inovatif dalam mengembangkan diri dan memberikan ide-ide yang bermanfaat bagi perusahaan. 

 

Lebih Baik Sampaikan Langsung

Menyampaikan ide, saran, atau kritik bisa pula menggunakan media seperti surat atau proposal. Jika sifatnya resmi, maka harus ada bentuk hitam di atas putih. Yang berhak menyetujui adalah pihak manajemen atau kepala bagian dari departemen yang bersangkutan.

Namun sayangnya, cara yang tidak dilakukan secara terang-terangan pun tak jarang dipilih. Misalnya dengan surat kaleng. Sebetulnya ini bukan cara yang benar dan kurang gentle. Dan kebanyakan perusahaan biasanya tidak akan menanggapinya.

Ada baiknya karyawan yang bersangkutan langsung mengemukakan apa yang menjadi ganjalannya. 

Namun yang sering dikhawatirkan oleh para karyawan adalah kekhawatiran akan ditandai oleh atasannya.

Kritik itu bisa diubah sebagai bentuk saran. Selain itu kalau pun menyampaikannya baik-baik, atasan juga tidak akan sampai menandai karyawannya. Asalkan, memang tuntutannya wajar.

Menurutnya, jika karyawan tersebut hanya bisa menuntut tanpa menunjukkan bukti kinerjanya sehari-hari, justru di situlah perusahaan akan kurang memperhatikan tuntutan tersebut. Apalagi, jika sambil membanding-bandingkan dengan perusahaan lain. 

Alangkah baiknya, jika ketidakpuasan terhadap perusahaan diwujudkan dalam bentuk masukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun