Ketika saya mulai rutin menulis, berbagi pengalaman ASN, jadi narasumber, membuat kelas daring, ikut mentoring komunitas, ternyata perlahan orang mulai mengasosiasikan saya dengan hal-hal tersebut. Mereka tahu saya senang belajar, suka bicara di forum, dan bisa menyederhanakan hal birokratis yang rumit jadi enak dicerna.
Dari situ, tawaran berdatangan. Ada yang mengajak kerja sama, ada yang minta jadi fasilitator, bahkan ada yang memesan tulisan.
Ternyata, branding yang tepat bisa membuka jalan cuan, tanpa kehilangan ruh kebermanfaatan.
Dan bukankah itu yang kita inginkan di masa pensiun?
Tetap berguna, tapi juga tetap bernilai secara finansial?
Pegadaian dan Personal Branding: Mirip Nggak, Sih?
Sekilas enggak ada hubungannya. Tapi coba kita tengok lebih dalam.
Pegadaian, dalam kampanye MengEMASkan Indonesia, sedang mendorong masyarakat untuk menata masa depan dengan tabungan yang terukur dan aset yang jelas nilai tukarnya.
Sementara personal branding adalah cara kita menyusun portofolio diri, agar punya nilai tukar di dunia sosial dan profesional.
Sama-sama soal:
Penempatan nilai
Perencanaan jangka panjang
Siap digunakan saat dibutuhkan