Mohon tunggu...
Ika Nur Aini
Ika Nur Aini Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Belajar itu menyenangkan. Bisa dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar Sabar bersama Sapi dan Bunga Matahari

25 November 2019   13:35 Diperbarui: 25 November 2019   13:49 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sepertinya kamu perlu bersabar saja. Tidak usah marah kepada manusia. Aku yakin mereka pasti akan merawatmu lagi setelah ini. Mereka begitu menyukaimu." Begitulah semangat yang diberikan Sapi kepada Bunga Matahari.

"Tapi kenapa sampai sekarang tidak ada manusia yang datang kepadaku untuk memberi air?" Bunga Matahari sambil menunduk.

Ketika mereka saling berbicara, dari kejauhan ada seorang laki-laki muda berjalan menuju taman. Lelaki itu tampak membawa ember cukup besar berisikan air. Sepertinya dia adalah lelaki yang merawat sapi itu. Dia membawakan air untuk si sapi. Setiap sore memang seperti itulah aktifitas dia. Melepas sapi rawatannya bebas memakan rumput di taman, kemudian ia datang membawa air untuk minum.

Lelaki itu akhirnya sampai di tempat hewan rawatannya yang sedang makan rumput. Air di dalam ember ditaruhnya dekat dengan sapi. Ada sesuatu yang terjadi. Air di dalam ember yang seharusnya diminum oleh sapi tetapi malah ditumpahkan.

"Braakk..." Air pun tumpah ke tanah mengalir kearah Bunga Matahari.

"Sudah kamu tidak usah bersedih lagi. Ini ada air untukmu." Sapi itu berkata kepada Bunga Matahari.

"Wahh, akhirnya aku bisa merasakan kesegaran lagi. Kalau seperti ini maka aku bisa tumbuh sehat lagi." Bunga Matahari tampak ceria kembali setelah mendapatkan air dari ember yang ditumpahkan oleh Sapi.

Melihat airnya tumpah lelaki itu tampak kaget. Padahal jarak tempat mengambil air menuju taman cukup jauh. Sampai di sini airnya malah ditumpahkan akibat ulah si sapi.

"Aduuhhh, kenapa airnya tumpah? Padahal ini sudah sore. Apa aku harus mengambil air lagi untuk kamu minum sapi?" Ia pun berpikir lagi.

"Eh, di sini ternyata tumbuh Bunga Matahari juga. Sayangnya bunga ini sudah mau mati. Tampaknya ia tidak terawat. Andaikan bunga-bunga ini dirawat dengan baik pasti akan tumbuh semakin banyak dan membuat taman terlihat berwarna."

Lelaki itu akhirnya menoleh kepada Bunga Matahari yang hampir mati. Ia berpikir, andaikan bunga-bunga itu bisa tumbuh sehat maka taman akan terlihat semakin cantik dengan beragam warna-warni tumbuhan yang hidup di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun