Mohon tunggu...
Iis Zakiah
Iis Zakiah Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

Bebagi informasi di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar Menurut Filosofi Ki Hajar Dewantara

15 Juli 2021   10:57 Diperbarui: 16 Juli 2021   15:45 12804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Wikipedia

Assalamu'alaikum Sobat Pendidik! Pada Kesempatan kali ini saya akan mengajak sobat pendidik untuk menyimpulkan dan merefleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan. Salah satu Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan yaitu pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia baik secara lahir maupun secara batin. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran pun sebagai seorang pendidik kita harus dapat mengimplementasikan pengajaran yang memerdekakan anak didik. Namun apakah kita sudah bisa memerdekakan anak didik dalam proses belajar mengajar?

Pada kenyataannya tidak sedikit pendidik yang belum bisa memerdekakan anak didik dalam pembelajaran. Misalnya pendidik masih menyamaratakan kemampuan anak dalam kelas, sehingga gaya pembelajaran dalam kelas pun disamaratakan. Padahal pada hakikatnya setiap anak-anak itu memiliki kemampuan yang berbeda dan menghendaki gaya pembelajaran yang berbeda. Sehingga sebagai seorang pendidik kita harus memahami perbedaan karakter setiap anak dan menyesuaikan metode pembelajaran yang dapat mewakili perbedaan tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa: "Maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat." Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan itu adalah "tuntunan" dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak agar mereka hidup dan tumbuh menurut menurut kodratnya sendiri. Karena pada hakikatnya setiap anak itu memiliki keunikan tersendiri. Selain itu, anak-anak juga memilki minat dan bakat tersendiri. Sehingga sebagai seorang pendidik kita berkewajiban untuk menuntun anak didik agar tumbuh sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Dalam hal ini, Ki hajar Dewantara membandingkan pendidik seperti petani, dan anak didik seperti tanaman padi. Seorang petani hanya dapat menuntun tumbuhnya padi dengan menyuburkan tanah, memberi pupuk, membasmi hama yang menggangu dan sebagainya. Meskipun pertumbuhan padi dapat diperbaiki tetapi petani tidak dapat mengubah kodratnya padi. Misalnya petani tidak bisa mengharapkan padi yang dirawatnya tumbuh menjadi jagung. Selain itu, petani juga tidak dapat merawat tanaman padi dengan cara merawat tanaman jagung. Begitu pun seorang pendidik, berkewajiban menuntun anak didik sesuai dengan minat dan bakat anak didik.

Selain itu, sebagai seorang pendidik kita juga harus dapat mewujudkan pendidikan yang berpihak pada anak. Seperti yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara, "Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk meminta suatu hak, melaikan untuk berhamba pada sang anak." Maksud ungkapan tersebut adalah bahwa sebagai seorang pendidik kita harus dengan tulus dan ikhlas mendidik anak, tidak boleh menuntut apa pun, hanya berusaha mendidik anak agar dapat mencapai kebahagian hidup sebagai manusia dan masyarakat.

Merdeka belajar bukan berarti merdeka bebas sebebas-bebasnya. Sebagai seorang pendidik selain harus menuntun kodrat anak sesuai dengan minat dan bakat, kita juga harus bisa menumbuhkan budi pekerti yang baik pada anak didik kita. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan budi pekerti dengan cara menerapkan pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran yang meliputi hablumminallah (bagaimana kita harus bersikap di hadapan Allah) dan hablumminannas (bagaimana kita harus bersikap di hadapan manusia). Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menanamkan pendidikan karakter kebangsaan agar siswa memiliki kepribadian khas serta jiwa bela bangsa dan cinta tanah air Indonesia.

Dalam menyukseskan pendidikan anak yang merdeka, faktor lingkungan juga sangat memengaruhi. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa ada tiga pusat pendidikan yang dikenal dengan tripusat pendidikan. Tripusat pendidikan ini diantaranya, satu, lingkungan keluarga, pendidikan penuh kasih tulus dari orang tua tanpa pamrih, merupakan pendidikan yang pertama dan utama kepada pembinaan watak dasar anak didik. Dua, lingkungan sekolah, secara formal merupakan titipan orang tua anak didik kepada sekolah tempat belajar ilmu dan adab. Tiga, lingkungan masyarakat, mendidik anak didik dengan learning by doing  dalam pergaulan masyarakat. Kegiatan kemasyarakatan yang positif membantu pembentukan watak sang anak dan harus dijauhkan dari kontaminasi pergaulan yang negatif.

Setelah memahami pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan di atas, menyadarkan kita bahwa pendidikan yang merdeka itu pendidikan yang berpihak pada anak, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, tidak ada paksaan dan menumbuhkan budi pekerti yang luhur pada jiwa sang anak. Untuk mewujudkan itu semua yang harus kita lakukan sebagai seorang pendidik adalah melaksanakan praktik pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan mengembangkan media dan model pembelajaran dan mengubah pola pikir kita mengenai anak didik bahwa setiap anak didik memiliki keunikan masing-masing dan menghendaki gaya pembelajaran yang berbeda-beda. Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara, semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan. Wassalamu'alaikum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun