Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rabies di Indonesia dan Jalan Panjang Pemberantasan

2 Juli 2023   21:22 Diperbarui: 6 Juli 2023   10:34 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin rabies (Tobias Arhelger via kompas.com) 

Sebagian besar anjing di daerah pedesaan dipelihara dengan cara diumbar atau tidak dikandangkan. Hal ini berbeda dengan daerah kota, dimana anjing berpemilik tidak akan dilepaskan berkeliaran begitu saja.

Selain itu, kesadaran pemilik terhadap kesehatan hewannya juga masih minim. Vaksinasi rabies pada anjing hampir tidak pernah dilakukan. Padahal vaksinasi menjadi cara paling ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi. Namun hal ini tidak serta merta harus dibebankan sepenuhnya sebagai kesalahan masyarakat terutama yang tinggal di wilayah pedesaan. Mereka mungkin masih kurang memahami mengenai bahaya rabies yang mungkin ditimbulkan oleh anjing peliharaanya.

Menilik beberapa kasus Lyssa di Indonesia yang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan, sebagian besar justru menimpa anak-anak. 

Mengutip data dari WHO, bahwa 40% kasus rabies pada manusia dialami oleh anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak lebih banyak mengalami interaksi dengan anjing. Adapun angka kematian yang diakibatkan oleh virus ini mencapai 99%.

Meskipun mortalitas yang ditimbulkan rabies hampir mutlak, namun pemahaman masyarakat terhadap tindakan pencegahan rabies masih sangat kurang. 

Sebagian besar kasus Lyssa harus berujung pada kisah pilu. Korban gigitan biasanya baru mendatangi fasilitas kesehatan ketika gejala klinis sudah timbul. Gejala klinis pada manusia yang terinfeksi rabies bervariasi, mulai dari demam, mual, nyeri tenggorokan, resah dan cemas, takut cahaya dan air hingga keluar liur berlebihan yang tak terkendali. Ketika tanda-tanda ini muncul setelah manusia digigit oleh anjing terinfeksi rabies, maka sudah hampir pasti bahwa korban tidak akan bisa diselamatkan.

Rabies adalah penyakit yang menyerang saraf pusat. Semakin dekat luka gigitan dengan otak, maka akan semakin cepat pula menimbulkan gejala klinis yang berakhir dengan kematian. Umumnya luka gigitan di kaki akan lebih lama menimbulkan gejala daripada ketika korban digigit di daerah kepala. 

Selain lokasi gigitan, masa inkubasi atau masuknya virus hingga timbul gejala klinis juga dipengaruhi oleh dimensi luka serta jumlah virus yang masuk. Periode masa inkubasi pada manusia bervariasi, biasanya berkisar antara 2-8 minggu, namun juga pernah ditemukan kasus hingga 2 tahun.

Tindakan awal penanganan terhadap korban luka gigitan memegang peranan penting dalam menyelamatkan nyawa seseorang. 

Ketika seseorang digigit anjing dan timbul luka akibat gigitan, segera lakukan pertolongan pertama dengan mencuci luka dengan air sabun yang mengandung detergent menggunakan air mengalir selama 15 menit. 

Jangan berhenti sampai disitu, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan yang tepat, dan jika memang diperlukan untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan mungkin Serum Anti Rabies (SAR) terutama untuk mereka yang tinggal di daerah endemis dengan tingkat risiko tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun