Mohon tunggu...
Ihsan Kusasi
Ihsan Kusasi Mohon Tunggu... profesional -

Konsultan TI dan Dosen Manajemen Perbanas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Halaman Belakang

22 Agustus 2015   14:31 Diperbarui: 22 Agustus 2015   14:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, ketika ada seorang wanita -- maaf -- pelacur yang akan mengambil air di sumur sebuah oase padang pasir, dia melihat seekor anjing tak jauh dari sumur sedang terbaring kehausan dengan lidah terjulur nafas pun sudah senin-kamis. Jangankan anjing tersebut, dirinya sendiri agak sulit mengambil air di dalam sumur.

Namun dengan menggunakan kerudungnya sebagai tali timba, dan sepatunya sebagai ember, dia berhasil mendapatkan air sumur. Hebatnya, wanita ini mendahulukan anjing sekarat tersebut untuk minum alih-alih untuk dirinya. Dan ganjaran dari Tuhan Yang Maha Kuasa adalah tiket masuk surga untuk wanita pelacur ini atas budi baiknya terhadap seekor anjing sekarat.

Ada banyak hikmah dari kisah di atas. Bahwa "membinatangkan" binatang saja mendapatkan ganjaran luar biasa, apalagi "memanusiakan" manusia.

Bahwa untuk seseorang manusia yang sudah banyak berbuat maksiat, Tuhan masih mengampuni dosa-dosanya. Bahkan lebih dari itu: memasukkannya ke dalam surga karena sudah dengan ikhlas menolong salah satu mahluk ciptaan-Nya.

Bahwa anjing -- yang air liurnya bagi umat Islam adalah najis -- tetap harus diperlakukan sebagai mahluk ciptaan Tuhan sesuai dengan hak azasi binatang.

Justru menjadi pertanyaan besar: ketika Pemprov DKI ingin meningkatkan kelayakan hidup warga ke pemukiman yang lebih baik, kenapa mereka malah menolaknya? Sorry to say, gue harus katakan bahwa mereka adalah warga yang kurang bersyukur. 

Gue cuma ingin berandai-andai, foto Kampung Pulo dari Google Maps di atas, nantinya akan refresh menjadi foto taman kota yang indah di tahun-tahun mendatang. Kampung Pulo mungkin tinggal sejarah. Namun sejarah yang manis untuk diceritakan warga yang pernah tinggal di sana, kelak kepada cucu-cicit mereka ketika bermain di taman kota Kampung Pulo nantinya. 

Sejatinya, tidak penting kita tinggal dimana, karena lebih penting manfaat apa yang bisa kita berikan dimana kita tinggal.

HM Ihsan Kusasi
Aug 21, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun