Namaku Kenny, hari itu aku berjalan ke kantor seperti biasa. Aku datang dan segera duduk di mejaku. Tak lama seorang gadis cantik muncul dan duduk tepat di sebelahku.
Namanya Icy, yah namanya cukup indah dan terkesan imut. Tapi secara fisik, dia gak ada imut-imutnya. Tubuhnya ramping dan terlihat sangat bagus (dalam artian baik). Rambutnya terurai dengan poni belah tengah yang membuat kesannya sangat professional. Matanya coklat tajam, menatap dengan penuh keseriusan.
Itu seharusnya yang dipikirkan orang-orang ketika melihatnya. Tapi...... nyatanya dia adalah wanita yang "berisik". Dia terasa berusaha untuk menjadi yang terbaik, berkenalan dengan siapa saja dan memaksakan dirinya untuk melebihi ekspektasi dari bos.
Meskipun duduk bersebelahan. Aku hampir tidak pernah menyapanya di kantor. Kami bicara hanya saat dia memulainya duluan atau ada sesuatu yang sangat penting yang harus kami komunikasikan.
Walaupun tampak seperti saling membenci, kami sangat sering mengobrol lewat chat Wa. Ya karena satu dan lain hal, aku dan dia lebih suka mengobrol di Wa. Dibalik penampilannya, ternyata dia adalah gadis yang sangat rapuh. Mentalnya benar-benar sangat mudah hancur dan mudah kehilangan kepercayaan diri.
Dan entah kenapa, itu seperti sudah jadi tugasku untuk memberinya semangat. Aku selalu berusaha sebaik mungkin untuk menghiburnya. Sudah tidak terhitung, berapa kali aku selalu ada di sisinya.
Oh ya, kami semakin dekat sejak bertemu di malam hari pada sebuah bus trasportasi umum. Dia tidak sengaja menjatuhkan dompetnya, layaknya laki-laki sejati akhirnya aku turun dan mengejarnya. Tapi ternyata dia salah turun, karena itu pertama kali dia menggunakan trasportasi umum. Aku pun membantunya dan endingnya, aku malah tidak bisa pulang karena busnya sudah habis. Hah......kejadian itu sudah 1 setengah tahun yang lalu. Dan kejadian itu terjadi beberapa tahun sejak pertama kali aku bertemu dengannya di kantor sebagai pegawai baru.
Jika ditanya bagaimana perasaanku dengannya. Aku akan menjawab dengan tegas bahwa kami hanyalah teman. Aku tidak ingin menyukainya, bahkan berpikir untuk menikahinya. Aku juga terus menerus menempatkan posisiku sebagai temannya saja selama ini.
Tapi entah kenapa.......setiap kali dia bicara pada laki-laki lain, setiap kali dia tertawa dengan orang lain, setiap kali dia berinteraksi dengan entitas lain...... dadaku terasa sakit. Aku yakin bahwa aku tidak ingin menyukainya. Mau bagaimana pun, setelah melihat banyak sifat jeleknya...... aku benar-benar tidak ingin menjalin hubungan lebih dari ini.
Tapi..... apa ini? Rasa sakit apa ini? Kenapa ini tidak bisa menghilang?
Aku sudah mencoba banyak hal. Seperti tidak melakukan interaksi selama beberapa minggu, menjauh darinya, bahkan terus-menerus memikirkan hal buruk tentangnya. Hal-hal itu memang berhasil membuatku merasa sedikit tenang, tapi dinding pembatas yang sudah ku bangun ini dengan mudah dia hancurkan dengan kepeduliannya.