Mohon tunggu...
Ihsan Malikusolih Al Amin
Ihsan Malikusolih Al Amin Mohon Tunggu... -

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hati-hati dengan hati

8 September 2018   12:45 Diperbarui: 8 September 2018   15:47 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hati-Hati dengan Hati

Seperti yang kita ketahui, hati merupakan segumpal daging yang sangat inti dalam diri manusia. Sebagaimana yang disabdakan rasulullah SAW "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)" (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Namun memang prilaku tak semudah seperti apa yang kita ucapkan, tetapi setidaknya dengan kita mengetahui hadits ini, kita bisa berintropeksi diri. Sebagaimana Penulis yang tak tahu bagaimana isi hati orang lain, terkadang mereka mengatakan "iya" tapi hatinya mengatakannya "tidak". Polemik ini sudah sering terjadi dalam sebuah kehidupan. Maka dari itu muncul pula sebuah pepatah aneh mengatakan "biarkan anjing menggonggong". 

              Mungkin perkataan ini sekilas terlihat baik untuk tidak mendengarkan orang lain yang sering komen terhadap perilaku kita. Namun, menurut penulis ada kalanya perkataan itu pun tidak tepat untuk dijadikan pedoman/acuan, karena manusia adalah makhluk social yang membutuhkan manusia satu sama lain, maka wajar saja jika pendapat kita pun tak sesuai dengan apa yang diinginkan orang lain.

Alasan yang paling mendalam bahwa manusia memang butuh kritik dan saran yaitu  manusia tidak luput dari salah dan dosa. Jadi tak selamanya pepatah "biarkan anjing menggonggong" itu berlaku. Pepatah itu hanya bisa berlaku disaat kita melakukan hal yang memang sudah benar dan menurut kebanyakan orang pun mengatakan demikian.

             Namun, berbeda lagi jika kebenaran itu hanya menurut pendapat kita. Sebaiknya, pepatah tadi dihilangkan dalam pikiran kita, karena bisa jadi apa yang dikatakan orang lain adalah sebuah kebaikan yang belum kita ketahui.

Kemudian perlu kita ketahui juga bahwa perkataan yang spontan keluar dari lisan merupakan gambaran dari hati seseorang. Tidak dapat dipungkiri, terkadang sadar atau tidak sadar kita pun sering keceplosan dengan ucapan yang tiba-tiba keluar dari mulut, padahal ucapan tadi memang hal yang sudah lama terbendung di dalam hati. Kejadian ini menggambarkan bahwa "Hati memang tak bisa dibohongi".

Lantas apa yang harus kita lakukan agar hati ini tetap terjaga dengan baik ??? mungkin ini pertanyaan yang sering terlintas dalam pikiran kita.

Nah pada artikel ini penulis akan membahas salah satu rahasia agar hati tetap terjaga dengan baik, sehingga perkataan spontan yang keluar dari mulut kita pun akan terdengar baik. Yups jawabannya adalah, Perbanyak Dzikir. Dengan berdzikir kita akan senantiasa untuk menjaga hati, lisan, dan prilaku. Mengapa demikian ??? karena dengan mengingat Tuhan kita akan merasa bahwa sesuatu yang kita lakukan akan selalu diawasi oleh CCTV Tuhan. 

             Bayangkan saja, seorang  maling pun, jika dia melihat ada CCTV yang mengintainya, maka secara spontan dia akan mengurungkan niatnya, karena ia merasa dan tahu bahwa jika ia tertangkap melakukan kriminal, sudah dipastikan akan panjang urusannya. Pertanyaannya adalah sudahkah kita merasa diawasi CCTV Tuhan ???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun