Mohon tunggu...
Ajunk Artawijaya
Ajunk Artawijaya Mohon Tunggu... Enthusiast in photography, blogging, and visual storytelling.

Civil Servant by profession, creative by passion | Enjoy writing, capturing moments, and visual arts.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

3 Alasan Utama Mengapa Menjadi ASN Masih Menjadi Cita-Cita Favorit Masyarakat

13 Agustus 2025   13:40 Diperbarui: 13 Agustus 2025   13:38 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaji PNS (foto: beritasulsel.com/ai) 

2. Kestabilan penghasilan (stabil bukan berarti besar)

Jika pada poin nomor 1 kita bahas soal masa kerja dan keamanan status sampai usia pensiun (bahkan hingga meninggal), maka pada poin nomor 2 ini, faktor finansial lah yang menjadi iming-iming dari profesi ASN. Meskipun jumlah pendapatan (gaji + tunjangan) ASN di berbagai instansi berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing instansi/daerah, namun setidaknya jumlah gaji pokok pada tiap-tiap golongan ASN akan selalu sama, karena hal tersebut telah diatur oleh undang-undang dan peraturan lain di bawahnya. Setidaknya jumlah pendapatan ASN bahkan untuk gaji pokok golongan terendah pun seringkali masih sama jumlahnya atau lebih besar dari jumlah gaji/ UMR sebagian besar kota/kabupaten "kecil" di berbagai pelosok daerah di Indonesia. Kemudian, gaji tersebut juga akan selalu diterima oleh ASN setiap bulannya di tanggal yang sama (meskipun untuk tunjangan biasanya diterima di waktu yang berbeda-beda), kepastian tanggal penerimaan gaji beserta jumlahnya inilah yang menjadi salah satu poin 'plus' dibanding pekerjaan di sektor informal, atau sektor private/swasta. 

Padahal di era hype-modern seperti saat ini, karir di perusahaan multi nasional - internasional bisa saja menawarkan jumlah penghasilan yang jauh lebih fantastis, jauh melebihi penghasilan ASN, namun sekali lagi kepastian status pegawai dan penghasilan ASN inilah yang sampai saat ini masih dianggap menjadi salah satu alasan mengapa menjadi ASN adalah pilihan karir yang paling realistis, aman, dan stabil. Hal ini tentu saja mengakibatkan profesi ASN akan tetap selalu dilirik sampai kapanpun.

Ilustrasi gaji PNS (foto: beritasulsel.com/ai) 
Ilustrasi gaji PNS (foto: beritasulsel.com/ai) 

3. Banyak orang bangga untuk bekerja dengan mengenakan "seragam"

Fenomena seperti ini mungkin terdengar kuno bahkan feodal bagi sebagian orang. Namun, di banyak sudut Indonesia, terutama di kalangan generasi X dan baby boomers, status "seragam" masih punya pesona tersendiri. Seragam di sini bukan sekadar kain berwarna khas ASN yang dikenakan setiap Senin pagi, melainkan simbol dari stabilitas, keamanan finansial, dan gengsi sosial yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Pengalaman pribadi saya dan kisah-kisah yang beredar di lingkar pertemanan membuktikan bahwa status sebagai ASN kerap menjadi salah satu "nilai jual" dalam pencarian calon pasangan. Bukan hal aneh jika orang tua memandang profesi ini sebagai jaminan masa depan, baik bagi anaknya maupun bagi keluarga besar yang menyambut anggota baru (menantu misalnya).

Contoh sederhana dapat kita temukan dalam percakapan sehari-hari di lingkungan perumahan. Misalnya, obrolan para orang tua yang masih sering terdengar seperti ini:

"Si Ayu tetangga kita tuh bulan depan mau nikah, dan calon suaminya katanya PNS di Kementerian Keuangan lho, wah beruntung ya si Ayu itu nasibnya..." 

Bagaimana, apakah relate dengan pengalaman bapak/ibu pembaca kompasiana lainnya? bisa jadi iya tau tidak, tergantung di mana kita tinggal saat ini. Bagi sebagian masyarakat, status ASN menawarkan sesuatu yang tak bisa diberikan oleh profesi lain: rasa aman. gaji yang relatif stabil, tunjangan, jaminan pensiun, dan citra sosial yang mapan menjadi alasan mengapa profesi ini tetap digandrungi.  Tentu saja sebagian besar dari kita pasti sepakat bahwa status 'seragam' atau dengan kata lain asal-usul instansi tempat bekerja bukanlah hal yang masih bisa dijadikan tolak ukur kebanggaan karir di era modern saat ini, karena kita ketahui bersama bahkan di negara maju, perusahaan-perusahaan kenamaan sudah tidak lagi mengatur pakaian/seragam para pegawainya, mereka lebih mengutamakan kompetensi dan performa pegawai di bidangnya, dan tentu saja hasil karya/kontribusi lah yang menjadi penentu karir seseorang di negara maju.

Contoh Pakaian Dinas ASN (Sumber: jadiasn.id)
Contoh Pakaian Dinas ASN (Sumber: jadiasn.id)

Nah, itulah sedikit pandangan pribadi saya terhadap fenomena mengapa menjadi ASN akan terus  menjadi salah satu impian yang akan tetap digemari oleh generasi saat ini dan generasi di masa yang akan datang. Teriring harapan, semoga pemerintah kita dan para stakeholder bisa terus membuka lapangan kerja yang lebih banyak sehingga taraf kehidupan masyarakat pun bisa meningkat dan semakin banyak pilihan karir bagi generasi penerus selain tentunya impian menjadi ASN yang akan selalu menjadi salah satu impian kebanyakan masyarakat kita. Karena pada akhirnya, nilai/value seorang profesional bukan terletak pada asal instansi atau statusnya, melainkan pada karya dan kontribusinya bagi bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun