Namun, sebelum berbuat banyak tali-tali Calon Arang segera terjulur dan menjeratnya. Ia tak menyerah, kemudian mengerahkan daya upaya untuk melawan energi Calon Arang. Ayahnya pun bertindak serupa.
"Ayah mengerahkan kekuatan dan mengacaukan Calon Arang"
Upaya mereka cukup berhasil, konsentrasi Calon Arang buyar. Tali-tali lepas. Sang puteri segera merapal mantra untuk mengundang kekuatan merasuk dirinya dan akhirnya Ia berubah seperti Satria Baja Hitam. Skin dan armor futuristik menutup sekujur tubuhnya.
"Kekuatan doa ibu mengiringiku"
Layaknya Kamehameha, dari tangannya muncul sinar yang menggumpal, lalu diiringi teriakan histeris dia arahkan kekuatan cahaya itu ke arah raksasa Calon Arang dan tepat masuk ke arah mulutnya yang tengah mengangga.
"Calon Arang musnah, semua bebas dari perangkap teknologi"
Rakyat yang tadinya tersandera Calon Arang terbebas. Mereka bergembira dan menggelar perayaan meriah. Salah satu hidangannya adalah aneka Sirup Marjan yang menggoda dan tampak menyegarkan.
"Marjan, Rayakan Hari Kemenangan"
Iklan selesai.
Nah, versi itu berbeda dengan Cerita Rakyat Calon Arang. Aslinya, legenda itu bercerita tentang seorang wanita sakti dari Desa Girah di wilayah Kerajaan Kediri. Ia single parent berputeri cantik jelita bernama Ratna Mangali.
Sebab profesinya adalah dukun, warga desa menjauhinya, bahkan tak ada laki-laki yang mau mendekati puterinya meski jelita. Saat sudah waktunya membina mahligai rumahtangga, tetap saja Ratna Mangali belum laku, sampai-sampai anaknya disebut 'Perawan Tua'.