Mohon tunggu...
iga angriani24
iga angriani24 Mohon Tunggu... -

Mahasiswa FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Supir Bus Pahlawanku

15 April 2015   06:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:05 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

SUPIR BUS PAHLAWAN KU

Pendidikan adalah hal yang paling di utamakan dalam hidup ini, sebab tampa pendidikan kita tidak bias apa-apa, baik itu menulis, membaca, menghitung dan lai-lainya. Dalam dunia pendidikan yang berperang penting di dalamanya yaitu seorang guru, tampa adanya seorang guru kita tidaklah bisa mengenala baca tulis, sosok seorang guru andai kata cahaya dalam kegelapan, bila guru tidak ada bagai matahari tampa cahaya itulah sosok seorang guru. Banyak sosok gurutetapi belum jadi “guru” ini fakta yang ada dalam dunia pendidikan ini, maksud saya memang benar dia adalah seorang guru, tetapi di belum menjadi sosok guru yang sebenarnya, masih banyak guru-guru yang tidak bertanggung jawab terhadap provesinya sebagai guru, contoh kecilnya di sekolahan saya dulu, guru yang ada di sekolah saya biasanya mereka Cuma menitipkan catatan saja, setelah itu mereka keluardan tidak menjelaskan kepada kami materi yang di bahas, itulah contoh atau realitas yang ada di negri ini.

Sekarang kita tengok kebelakang, di Indonesia ini masih banyak orang-orang yang prihatin terhadap pendidikan, salah satu contoh nyatanya seorang supir bus yang pendidikannya sampai tamat skolah menengah atas (SMA) saja. M. Saleh (48thn) Warga Tolowata Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. M. Saleh atau biasa disapa Alan, seorang pengemudi Bus AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) NTB dengan trayek Bima – Mataram.Tidak ada yang istimewa dari lelaki ini, seorang Sopir Bus Malam, berbadan besar dan berambut Gondrong. Namun bagi saya, Alan adalah Inspirator sekaligus Motivator bagi banyak orang. Ditengah profesinya sebagai seorang Sopir Bus malam, yang diupah hanya kurang lebih 2 – 4 juta per bulan. Namun sebagian dari upah yang didapat, ia sisihkan untuk gaji guru di sekolah yang ia bangun. sekolah yang Alan bangun diatas tanahnya sendiri, sekolah yang ia biayai sendiri. Ia menggaji guru pengajar dari upah sebagai seorang Sopir Bus Malam. Sekolah itu bernama MIS (Madrasyah Ibtidaiyah SwastaDarul Ulum. Sekolah tersebut dibangun sejak tahun 2009, hingga saat ini sudah berjalan 5 tahun. Siswa MIS Darul Ulum berjumlah 68 orang. Jumlah tersebut dari kelas 1 hingga kelas 5. Tahun depan (2015), MIS Darul Ulum akan melaksanakan ujian bagi siswanya mulai tahun depan. Sebagai pengakuan atas status Lulusan MIS Daru Ulum, Alan sedang berusaha untuk melakukan komunikasi dengan MIN (Madrasyah Ibtidaiyah Negeri) terdekat guna menerima keikutsertaan Siswanya untuk UN melalui ujian persamaan bersama MIN terdekat.

Selama proses belajar mengajar ,sekolah ini telah banyak mencetak generasi yang memiliki pengetahuan layaknya siswa yang sekolah di perkotaan, dan bahkan lebih dari itu. Berkat perjuangan dan keikhlasan akhirnya kepercayaan masyarakat pun tumbuh dan memberikan kepercayaan kepada MIS Darul Ulum Yololai menjadi tempat sekolah anak-anaknya. Berkat kesungguhan Alan, berbagai media nasional mulai mengangkat sosoknya. Lewat bantuan banyak orang itu, Alan pun masuk nominasi Dompet Duafa Award 2014 dan akhirnya ia di nobatkan menjadi Pejuang Pendidikan Indonesia 2014. Hormat kami untukmu Bang Alan.

Begitulah perjalanan seorang sopir bus pejuang pendidikan yang juga merupakan Ketua Yayasan Mis Darul Ulum Tololai Ini. Suka duka yang dirasakan selama ini ia tepiskan dengan sikap optimis penuh kesabaran. Soekarno pernah mengatakan“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. Itulah yang menjadi ‘pegangan’ dan penyemangat bagi Alan dan para guru Pengajar di MIS Darul Ulum tersebut dalam mencerdaskan generasi masa depan. kita sebagai warga Negara yang begitu kaya denagan alam, kenapa tidak kita gunakan sebagai modal untuk kita menuju keberhasiln, jangan adanaya keterbatasan mendorong kita menuju keterpurukan, kita lihat dari saudara kita di atas yang begitu peduli akan negara kita ini, kalau bukan kita siapa lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun