Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aksi Bela Islam dan "V for Vendetta"

3 November 2016   16:40 Diperbarui: 26 Desember 2016   16:29 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah perenungan saya tadi pagi, saya tiba-tiba tersadar akan satu hal. Bulan ini bulan November dan yang saya ingat dari bulan November adalah film V for Vendetta.

Entah kenapa film tersebut membuat saya terkejut karena pada tahun ini, 11 tahun setelah film tersebut rilis, terjadi hal yang menurut saya serupa walaupun tanggalnya meleset satu hari. Tapi, masalah meleset satu hari tersebut tidak usah dipusingkan, karena final scene di film V for Vendetta terjadi pada tanggal 5 November pukul 00.00. Berarti tidak terpaut 24 jam dari rencana Aksi Bela Islam yang diprediksi dimulai setelah sholat Jum'at (pukul 13.00).

Latar belakang antara V for Vendetta dan Aksi Bela Islam memang berbeda. V for Vendetta mengisahkan tentang seorang pria bertopeng yang menyebut namanya 'V'. Dia terinspirasi dari tokoh sejarah Inggris bernama Guy Fawkes yang melancarkan kudeta terhadap pemerintah yang dianggapnya zalim. Setting ceritanya adalah negara Inggris yang dipimpin oleh pemimpin diktator, Adam Sutler. V, yang diceritakan memiliki dendam terhadap Adam Sutler dan kroni-kroninya, merencanakan pemberontakan dengan melakukan pengeboman Old Baily pada tanggal 5 November dini hari.

V bertemu dengan Evey yang menemaninya selama satu tahun penuh untuk merencanakan kudeta yang sesungguhnya. Dengan menghimpun kekuatan rakyat melalui propagada, V berhasil menghimpun seluruh masyarakat untuk melakukan long march ke Westminster Abbey pada tanggal 5 November dini hari. Semua orang menggunakan pakaian seragam. Berjubah hitam, bertopi tinggi, berwig hitam dan memakai topeng Guy Fawkes sebagai bentuk solidaritas melawan kezaliman penguasa.

Salah satu scene yang paling saya suka adalah scene terakhir yang menunjukkan bagaimana people power berhasil mengalahkan penguasa:

Aksi Bela Islam yang akan diadakan tanggal 4 November besok tidak dilatarbelakangi oleh kezaliman penguasa. Sudah banyak berita, yang bisa dipertanggungjawabkan ataupun tidak, tentang latar belakang demonstrasi akbar tersebut. Yang saya tahu, motif demonstrasi tersebut memang hanya ingin agar 'sang penista agama' diadili. Yang saya tidak tahu, apakah mungkin ada motif lain dibalik hanya sekedar penistaan agama? Hanya Allah yang tahu.

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang Aksi Bela Islam besok. Pertama, karena aksi tersebut belum terjadi. Kedua, karena saya tidak akan ada di lokasi pada hari H. Tetapi, melihat antusias warga di media sosial dan beberapa aksi pendahuluan di berbagai kota (termasuk di Yogyakarta, domisili saya saat ini), saya tidak kaget kalau aksi besok bisa mencapai 0,1% penduduk Indonesia.

Hal yang ingin saya sampaikan disini, yang juga merupakan persamaan antara Aksi Bela Islam dan film V for Vendetta, adalah momentum bangkitnya kesadaran masyarakat akan kekuatan mereka yang sebenarnya.

Indonesia adalah negara demokrasi, pemerintahan oleh rakyat. Maka sepertinya kutipan penutup saya ini bisa menjadi renungan bagi kita semua dalam berbangsa dan bernegara.

Sumber: quotesgram.com
Sumber: quotesgram.com
*Sebenarnya masih ada yang ingin saya utarakan, tapi sepertinya akan melebar kemana-mana. Jadi saya cukupkan sampai sini.

Salam Bhinneka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun