Mohon tunggu...
Iqbal Iftikar
Iqbal Iftikar Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Wannabe

Nothing was never anywhere

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wuzhen, Venesia di Negeri Tirai Bambu

12 Juli 2018   21:18 Diperbarui: 12 Juli 2018   21:59 2138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan saya ketika menerima kartu pos dari Cina (atau Tiongkok) selalu campur aduk. Jika kartu pos yang saya terima sesuai dengan daftar keinginan saya, pasti saya akan langsung senang. Tapi, ketika saya menerima kartu pos yang berisi aksara Cina, rasa bingunglah yang pertama kali muncul. Ketika bagian depan tidak menjelaskan apa-apa, selalu ada keterangan gambar di bagian belakang.

Sayangnya, kebanyakan keterangan juga menggunakan bahasa Cina. Akhirnya saya selalu berharap si pengirim menulis sesuatu tentang kartu pos tersebut. Untuk kartu pos ini, untungnya, si pengirim menjelaskan gambar apa yang terpampang di depan kartu pos.

Dia menjelaskan bahwa gambar tersebut adalah salah satu sudut kota Wuzhen. Wuzhen sendiri ia deskripsikan sebagai kota air (water town). Rasa penasaran pun muncul karena saya sama sekali tidak melihat ada 'air' di kartu pos itu. Pada akhirnya, internetlah tempat aku mencari tahu tentang Venesia di Negeri Tirai Bambu.

Mengenal Kota Air Wuzhen

Kota Air Wuzhen merupakan bagian dari kota Tongxiang, provinsi Zhejiang, kurang lebih 140 km berkendara dari Shanghai. Wuzhen merupakah salah satu dari 6 kota kuno yang terletak di selatan sungai Yangtze, sungai terpanjang ketiga di dunia. Semenjak awal peradaban manusia, sungai Yangtze menjadi tulang punggung peradaban Cina dengan menyediakan air segar untuk kebutuhan pertanian, perikanan dan kehidupan.

Kanal di Wuzhen. Foto oleh Han Yiyi (commons.wikimedia.org)
Kanal di Wuzhen. Foto oleh Han Yiyi (commons.wikimedia.org)
Wuzhen sendiri tidak terkoneksi langsung dengan sungai. Kemunculan Wuzhen diawali dengan pembangunan kanal untuk memperluas jangkauan sungai Yangtze. Kanal-kanal yang dibangun untuk membangkitkan Wuzhen-lah yang kini tetap awet mengalir di tengah kota.

Sampai hari ini, Wuzhen masih mempertahankan bentuk aslinya walau sempat melakukan beberapa kali renovasi. Bangunan penduduk masih terbuat dari bertegel abu-abu dan bertembok bata hitam yang dilapisi plamur putih atau tidak dilapisi sama sekali. Jembatan-jembatan yang terbuat dari batu terbentang di atas kanal untuk menghubungkan satu sisi kota ke sisi lainnya.

Secara tradisional, Wuzhen terbagi ke dalam empat bagian: Dongzha, Nanzha, Xizha dan Beizha. Dari empat daerah tersebut, hanya Dongzha dan Xizha yang menjadi destinasi wisata. Sedangkan dua yang lainnya dimanfaatkan sebagai zona residensial para penghuni.

Kegiatan di Wuzhen

Hal yang membedakan Wuzhen dengan Venisia asli adalah sejarah yang terkandung di dalamnya. Beberapa museum didirikan sebagai pusat dokumentasi sejarah peradaban Cina. Salah satu museum yang terletak di Wuzhen adalah museum Budaya Bebat Kaki di daerah Xizha. Museum tersebut menampilkan sepatu-sepatu wanita Cina yang sangat kecil dan foto-foto mereka membebat kaki mereka dengan kain sehingga kaki mereka bisa muat dengan sepatu. Hal tersebut dilakukan karena zaman dulu, wanita Cina menganggap kaki kecil adalah suatu taraf kecantikan.

Pemandangan yang tidak mungkin dilewatkan di daerah Xizha adalah 'jembatan di atas jembatan' yang terdiri dari dua jembatan bersejarah. Jembatan pertama adalah jembatan Tongji yang menghubungkan sisi barat dan timur sungai, sedangkan yang lainnya adalah jembatan Renji yang terbentang dari selatan ke utara. Masing-masing jembatan sudah melewati beberapa kali renovasi walau masih berusaha mempertahankan bentuk aslinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun