Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhirnya Tuhan pun Tertawa

25 November 2020   07:00 Diperbarui: 25 November 2020   07:40 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya Tuhanpun Tertawa | Dokumen Pribadi

Sayup-sayup Tuhanpun mendengar
Lantunan bait-bait sebuah do'a
Dari seorang makhluk di muka bumi
Di sebuah pagelaran yang sangat sakral
Ia memohon kepada Tuhannya
Untuk memberikan umur yang pendek
Kepada makhluk ciptaanNya yang lain

Tuhanpun merasakan sedikit geli
Mendengar lantunan do'a yang dipanjatkan
Mengapa baru kali ini
Ada seorang makhluk yang berani
Melantunkan do'a yang terburuk
Hanya untuk mencelakakan makhluk lainnya?
Sementara makhluk lainnya
Yang hadir di pagelaran itu
Ikut juga mengamininya
Bukankah lebih mulia
untuk mendo'akan keselamatan bagi sesama
Daripada memohon kehancuran
Bagi makhluk lainnya?

Tuhanpun kembali tersenyum
Merasa tak habis pikir
Mengapa makhluk ini
Tidak memanjatkan do'a untuk dirinya sendiri?
Padahal biasanya setiap makhluk
Selalu memanjatkan do'a yang terbaik
Untuk keselamatan dirinya
Dan semua makhluk di muka bumi

Apakah ini sebuah pertanda
UmatKu sudah banyak yang lupa
Bahwa Aku adalah Tuhan si pemilik jagat raya
Bukan hanya Tuhan untuk sekelompok makhluk?
Mengapa mereka mengajakKu untuk memusuhi makhlukKu sendiri?
Atau barangkali karena makhluk yang satu ini
Sudah mulai uzur dan sedikit pikun
Mungkin karena ia lama menahan sakit menahun
Sehingga ia lupa ingatan
Untuk siapa do'a dipanjatkan?

Heh...heh...heh...heh...
Tuhanpun akhirnya tersenyum lagi
Sambil sedikit tertawa
Melihat kelucuan yang dilakukan oleh umatNya.

*****
Balikpapan, 24 November 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun