Mohon tunggu...
Ifan Setiawan
Ifan Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ada Apa dengan Kata "Lonte"?

26 November 2020   12:31 Diperbarui: 26 November 2020   12:34 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kushartanti, dkk, 2009 : 3). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa merupakan media bunyi yang salah satu sifatnya adalah arbitrer, kemudian dipakai oleh suatu masyarakat untuk saling berinteraksi, berhubungan, bekerjasama dan mengenali diri (KBBI V Daring). Dengan sifatnya yang arbitrer, akan menimbulkan beragam pandangan mengenai bahasa. Hal ini menyebabkan, di masing-masing wilayah salah satunya adalah Indonesia memiliki tatanan bahasa beragam yang digunakan untuk saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lain. Melalui media bahasa inilah, masyarakat dapat menyampaikan apa yang dipikirkan untuk saling berinteraksi sebagai makhluk sosial baik secara lisan maupun tulisan.

Akhir-akhir ini, dunia maya Indonesia ramai memperbicangkan kata 'lonte'. Dalam dunia kebahasaan, kajian mengenai bahasa dapat dikaji dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Lalu masalah kata 'lonte' bisa dikaji dalam kajian yang mana ya? Sebenarnya masalah kata 'lonte', bisa dikaji semua dalam kajian kebahasaan. Namun, saya akan mencoba mengkaji masalah ini pada kajian semantik dan menyinggung sedikit pada kajian yang lain.

Semantik secara terminologi dapat didefinisikan sebagai bidang linguistik yang mengkaji arti bahasa. Crystal (2008: 428)  dalam A Dictionary of Linguistics and Phonetisc mendefinisikan semantik yaitu, "a major branch of linguistics devoted to the study of meaning in language" (Makyun, 2011: 4). Selain Crystal terdapat juga definisi semantik yang lebih lengkap dan mengkerucut pada kajian semantik dalam lingustik, yakni "....study of the "toolkit" for meaning knowledge encoded in the vocabulary of the language and ini its patterns for building more elaborate meanings, up to the level of sentence meanings" (Makyun, 2011: 4). Dari pendapat diatas, bisa kita simpulkan bahwa, semantik merupakan kajian linguistik yang mengkaji arti bahasa.

Kata 'lonte' menjadi trending ketika kata ini diucapkan oleh Habib Rizieq pimpinan Front Pembela Islam (FPI) pada saat ceramah dalam rangka maulid Nabi Muhammad Saw. yang memicu kontroversi. Seperti yang dilangsir di pranala YouTobe Front Pembela Islam (FPI) berikut ini:

"Ada lonte hina Habib? Pusing pusing! Ampe lonte ikut-ikutan ngomong iyee" Kata Habib Rizieq. Minggu (15/11/2020).

Sebenarnya arti kata 'lonte' dalam kajian kebahasaan apa ya? 

Kata 'lonte' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V dan Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia  ternyata memang resmi ada. Arti kata 'lonte' dalam KBBI V berarti perempuan jalang, wanita tunasusila, pelacur, sundal, jobong, cabo dan munci, yang mana dalam hal ini mengkonotasikan suatu yang negatif pada seorang wanita. Bahkan kata 'lonte' juga termasuk kedalam bahasa gaul yang menjadi akronim dari 'lontong sate ataupun lontong tempe'.

Kata lonte dalam kamus bahasa Jawa, Baoesastra Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta, merupakan salah satu serapan dari kata 'lonth' yang berarti, 1) brm (sebangsa kuwawung cilik); 2) palanyahan. Sedangkan bangsa kuwawung berarti ampal atau hama buah kelapa.

Sebutan 'lonthe' ini datang dari masyarakat Jawa Timur, sementara Jawa Tengah menyebut serangga itu dengan nama oth-oth. Oleh karena itu, istilah 'lonthe' ternyata dalam bahasa Jawa mengacu pada hewan sejenis kumbang dan sering hinggap di pohon kelapa, dimana biasanya hewan ini muncul di waktu senja yang suka mengerumuni cahaya, baik cahaya api ataupun lampu. Selain itu, hewan ini juga mengeluarkan bau harum.

Tapi, mengapa kata 'lonthe' akhir-akhir ini ramai dengan konotasi negatif pada wanita ya?

Nah, jika kita analisis lebih dalam, ternyata arti kata 'lonte' mengalami perubahan arti dari serangga menjadi sebutan bagi wanita yang bekerja di dunia hiburan malam. Dalam kajian ilmu semantik, terdapat pembahasan mengenai perubahan suatu arti, yang mana jika dikaji kenapa kata 'lonte' yang dulunya memiliki arti positif sebagai serangga, namun seiring dengan berjalannya waktu perubahan nilai arti berubah ke arah negatif. Maksudnya, arti yang kini dimiliki sebuah kata lebih buruk daripada arti sebelumnya (Makyun, 2011: 119).

Jadi, seiring berjalannya waktu, masyarakat Jawa mengubah dan menggunakan kata 'lonthe' untuk merujuk pada seorang yang sifatnya mirip dengan serangga 'kuwawung/othe-othe/lonthe, karena sifatnya yang suka keluar di malam hari, berbau harum, dan suka ke tempat yang gelap namun penuh dengan gemerlap cahaya malam. Oleh karena itu, ungkapan itu disematkan bagi para pekerja di dunia hiburan malam. Akibatnya, kata 'lonthe/othe-othe' untuk hewan dan 'lonte' untuk manusia dalam ungkapannya akan kurang lebih sama dengan ungkapan yang digantikannya semakin lama semakin memburuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun