Mohon tunggu...
Nur IdMubarok
Nur IdMubarok Mohon Tunggu... Supir - tampan tapi jomblo

padi sudah terlanjur jadi nasi

Selanjutnya

Tutup

Trip

Sejarah Gapura dan Masjid Wali di Desa Loram Kudus

19 Juni 2019   20:28 Diperbarui: 19 Juni 2019   20:33 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Akhirnya Sultan Hadirin memilih di desa Loram (dulu belum ada Loram Kulon dan Loram Wetan) karena pada waktu itu masyarakat desa Loram beragama Hindu-Budha. Sehingga Sulta Hadirin menyebarkan agama dengan cara yang baik tanpa menimbulkan pertengkaran dengan membangun seperti pura. Itu adalah salah satu strategi Sultan Hadirin untuk menyebarkan ajaran Islam di Desa Loram, dengan dibangun bangunan itu agar masyarakat bisa tertarik ingin datang ke masjid yang ada pura nya yang seakan-akan bahwa Sultan Hadirin juga mempunyai kepercayaan yang sama seperti mereka.

            Dan masjid tersebut dijuluki Masjid Wali karena di masjid tersebut ada pura yang menyerupai pura yang ada di Masjid Menara yang dibangun Sunan Kudus yang merupakan salah satu dari Walisongo. karena kemiripan tersebut jadi warga sekitar menyebutnya Masjid Wali. Pembuatannya juga sama tidak menggunakan semen tapi konon menggunakan putih telur.

Dokpri
Dokpri
         Beliau mendirikan masjid wali tahun 1596-1597 M. Masjid direnovasi tahun 90-an. Lalu dibangun serambi tahun 91 karena makin banyaknya jamaah terutama untuk jamaah sholat Jumat dan sholat 'Ied. Direnovasi lagi tahun 2011 dibangun 2 lantai. Gapura direnovasi tahun 1996 karena keadaan gapura yang sudah miring sehingga harus direnovasi. Saat akan direnovasi (dibongkar) tidak ada terlihat adanya semen hanya seperti tumpukan batu bata. Dan saat direnovasi ini menggunakan sedikit semen dan batu bata yang dihaluskan dilapiskan secara tipis.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun