Mohon tunggu...
Senja Guzel
Senja Guzel Mohon Tunggu... Lainnya - 28/f/Bekasi

Memperhatikan dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Harapan Kecil dari Seblak

5 November 2018   20:18 Diperbarui: 7 November 2018   15:54 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Salah satu hidangan di Seblak Jeletet Murni, yang berisi kikil, otak-otak, dumpling ayam, dan telur ceplok. (KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

Mulailah saya bersiap masak. Setelah kencurnya saya bersihkan dan kupas, saya heran kenapa wanginya kok agak beda dari wangi kencur biasanya yah? lebih kuat, lebih nyengat. Saya tanya ibu untuk konfirmasi. 

Ternyata... itu bukan kencur tapi temu kunci. Penjualnya salah kasih dan adik saya pun tidak sehafal itu dengan rempah. Ya ampun... betapa kecewanya hati saya... Temu kunci itu rata - rata digunakan untuk sayur bening dan tidak umum untuk makanan lain yng biasa keluarga saya hidangkan. 

Sudahlah, pakai saja! keinginan makan seblak sudah tidak tertahankan. Pakai saja temu kunci! Bodo amat deh rasanya bakal gimana nanti! Saya ulek bersama dengan rempah lain, dan masak. Kemudian saya sudah mempersiapkan diri dengan ke-absurd-an rasa yang saya ciptakan. 

Saya ambil sendok dan icip kuahnya... Enak! Ternyata tidak sekacau yang saya perkirakan. Malahan terasa lebih segar dari kencur walaupun ada after-taste yang sedikit pahit. Sekejap saja seblaknya habis oleh saya dan adik.

Setelah kenyang, pikiran mulai jalan dan membuat saya merenung (sebelum akhirnya ketiduran hehe). Bukankah ini contoh kecil dari hidup saya? Begitu inginnya saya mendapatkan sesuatu tapi tidak bisa, tapi dalam kasus seblak ini saya diberikan gantinya yang ternyata menciptakan rasa enak sendiri. Sesuatu yang sangat amat kita inginkan yang kita pikir itu adalah jalan satu - satunya untuk membuat kita bahagia, belum tentu adalah yang terbaik untuk kita.

Apakah mungkin hidup saya juga begini? Kesempatan yang kemarin datang, mungkin bukan merupakan sesuatu yang paling baik untuk saya. Tapi juka saya ikhlas, dan yakin bahwa saya bisa mendapatkan yang lebih baik, pada akhirnya saya pasti mendapatkan yang terbaik. Hanya tinggal mengatur dan mengolah kesabaran. Paling penting, husnudzan sama Allah. Bahwa Allah yang paling tau apa yang terbaik untuk saya.

Terkadang, peristiwa kecil yang mungkin tidak penting bagi orang lain adalah jawaban atas kegelisahan dan masalah yang kita hadapi. Jika kamu pernah merasa jalanmu berakhir, tidak tau arah dan merasa sendirian, cobalah menarik napas dalam dan lihat di sekitarmu. 

Barangkali, jawaban sudah ada di dekatmu namun kamu dibutakan oleh rasa putus asa. Terus berusaha menerima semuanya dengan perspektif berbeda dan kebahagiaan akan menemukan kita. Have a nice day :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun