Guru yang sadar mengajar bukan hanya bicara, tetapi mendengarkan. Ia melihat murid bukan sebagai objek pembelajaran, melainkan sebagai subjek yang memiliki perasaan, pengalaman, dan potensi. Ia tidak hanya menilai hasil, tetapi juga memperhatikan proses dan usaha.
Guru berkesadaran juga mengajar dengan empati dan kehadiran penuh. Ia berlatih mindfulness---menenangkan diri sebelum masuk kelas, memusatkan perhatian pada interaksi yang terjadi, dan menyadari emosinya sendiri. Karena guru yang tenang mampu menenangkan muridnya; guru yang sadar mampu menumbuhkan kesadaran pada muridnya.
Menumbuhkan Kesadaran Murid
Membangun kesadaran murid bukan perkara instan. Butuh proses yang konsisten dan atmosfer belajar yang mendukung. Ada beberapa cara sederhana namun efektif yang bisa dilakukan guru di kelas:
1. Mulai dengan Tujuan yang Dipahami Murid
Sebelum belajar dimulai, ajak murid berdialog:
"Kita akan belajar tentang teks eksposisi. Menurut kalian, kenapa kemampuan menulis pendapat itu penting?", "Apa manfaatnya bagi kehidupan kalian nanti?" Pertanyaan reflektif semacam ini membuat murid merasa terlibat. Mereka tahu arah pembelajaran, bukan sekadar mengerjakan perintah. Dari sini, kesadaran belajar mulai tumbuh.
2. Berikan Ruang untuk Pilihan dan Tanggung Jawab
Kesadaran tidak lahir dari paksaan, tapi dari kebebasan yang disertai tanggung jawab. Guru bisa memberi murid pilihan dalam cara belajar --- misalnya membuat proyek, menulis artikel, atau membuat video kreatif. Saat murid memilih caranya sendiri, mereka belajar mengatur diri dan bertanggung jawab atas pilihannya.
3. Gunakan Refleksi sebagai Kebiasaan
Di akhir pelajaran, minta murid menulis refleksi singkat:
- Apa hal baru yang saya pelajari hari ini?
- Bagaimana perasaan saya saat belajar?
- Apa yang bisa saya perbaiki esok hari?