Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Widyaprada Perlu Menulis?

17 September 2025   10:14 Diperbarui: 17 September 2025   10:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hambatan Menulis di Kalangan Widyaprada

Sayangnya, tidak semua Widyaprada terbiasa menulis. Hambatan yang sering muncul:

  • Belum menjadi tradisi. Menulis hanya dianggap kewajiban administratif.
  • Rendahnya minat dan kepercayaan diri. Banyak yang merasa tidak berbakat.
  • Keterbatasan waktu. Beban kerja padat sering dijadikan alasan.
  • Minimnya fasilitas publikasi. Tidak semua lembaga menyediakan wadah bagi WP untuk mempublikasikan tulisan.

Strategi dan Solusi Agar Widyaprada Mau Menulis

Bagaimana cara menjadikan menulis sebagai budaya Widyaprada?

  1. Dorongan dan "paksaan positif" -- misalnya target menulis rutin setiap bulan.
  2. Pelatihan menulis berkelanjutan. Kegiatan ini bisa difasilitasi oleh Kemendikdasmen, Asosiasi Widyaprada Indonesia (AWI), Balai Besar/Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BB/BBPMP), atau Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BB/BPPMPV).
  3. Peran Kemendikdasmen, AWI, BB/BPMP, BB/BPPMPV. Menjadi fasilitator sekaligus penyedia media publikasi.
  4. Media publikasi internal. Buletin, majalah, jurnal, laman web lembaga.
  5. Tantangan/lomba menulis. Membuat menulis jadi kompetisi sehat.
  6. Sarasehan praktik baik. Forum untuk mempresentasikan karya tulis WP.
  7. Pemanfaatan teknologi digital. Blog, media sosial, dan kini juga Artificial Intelligence (AI).

 

AI sebagai Sahabat Menulis Widyaprada

Selain membaca artikel atau buku tentang tip dan trik menulis, atau mengikuti pelatihan konvensional, Widyaprada juga bisa memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI). AI dapat membantu:

  • Membuat kerangka tulisan.
  • Memberi saran pengembangan ide.
  • Menyusun data atau tabel agar lebih komunikatif.
  • Mempercepat penyusunan draft, yang kemudian bisa diperbaiki dengan gaya pribadi.

AI bukan pengganti kreativitas, melainkan asisten untuk memperlancar proses menulis. Dengan begitu, hambatan teknis maupun keterbatasan waktu bisa diatasi.

 

Data dan Inspirasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi menulis ASN di Indonesia masih rendah. Banyak ASN hanya terbiasa menulis laporan teknis.

  • Menurut BKN (2024), ada 4,7 juta ASN di Indonesia, dan 74% berpendidikan S1 atau lebih tinggi. Potensi intelektual besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk menulis.
  • Riset literasi digital ASN Sumedang (2022) menunjukkan adanya gap dalam kemampuan publikasi dan pemanfaatan platform digital untuk menulis.
  • Beberapa daerah sudah mulai berinisiatif, misalnya Kabupaten Banggai Kepulauan dengan program ASN Menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun