Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memutus Rantai dan Efek Domino Perundungan

12 Februari 2023   12:45 Diperbarui: 13 Februari 2023   07:45 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perundungan (Sumber: Freepik)

*MEMUTUS RANTAI DAN EFEK DOMINO PERUNDUNGAN*

Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)

Seorang siswa sebuah SMK di Palembang Sumatera Selatan menusuk temannya dengan senjata tajam hingga tewas (Detik, 09/02/2023). Peristiwa ini dipicu oleh perundungan oleh yang dilakukan oleh korban terhadap pelaku. 

Korban sering mengejek pelaku bahwa pelaku bau badan dan menyuruhnya membeli deodorant untuk menghilangkan bau badannya. 

Ejekan korban yang terus menerus tersebut membuat pelaku yang dikenal pendiam dan senang menyendiri tersebut sakit hati dan hilang kesabaran lalu menusuk korban dengan senjata tajam hingga tewas.

Jika kita runut kasus di atas, penusukan yang termasuk ke dalam tindakan kriminal atau kekerasan yang dilakukan oleh pelaku dipicu oleh tindakan kekerasan verbal atau kekerasan yang dilakukan oleh korban terhadap pelaku. 

Jadi, sebuah kasus kekerasan kadang tidak berdiri sendiri. Ada hubungan sebab akibat. Pelaku penusukan awalnya adalah korban (objek) dari pelaku perundungan yang kemudian berubah status sebagai korban penusukan.

Dari perspektif pendidikan, kedua pihak ini bisa dikategorikan sebagai korban. Korban apa? 

Korban lingkungan pergaulan, korban media sosial yang di dalamnya banyak bertebaran berita dan konten kekerasan, atau korban game online yang juga banyak berisi game kekerasan. 

Dampak negatif ini menyebabkan baik pelaku maupun korban sama-sama rugi. Yang satu meninggal dunia dan yang satu harus berurusan dengan hukum karena melakukan penusukan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun