Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna Pancasila di Mata Ceu Edoh

1 Juni 2020   16:25 Diperbarui: 1 Juni 2020   16:25 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berdasarkan dialog antara wartawan dengan Ceu Edoh di atas, ada beberapa pesan moral yang dapat diambil, yaitu:

  • Pancasila bukan hanya gebyar dalam tataran gagasan, ide, dan wacana, tetapi harus dipahami, dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari;
  • Pengamalan nilai-nilai Pancasila mulailah dari hal yang kecil atau sederhana di lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja, dan lingkungan masyarakat;
  • Pembahasan dan penjelasan terkait Pancasila bukan hanya menggunakan bahasa-bahasa yang berat dan academic heavy, tetapi juga bisa menggunakan bahasa rakyat kebanyakan, bahasa yang lebih membumi, dan bahasa yang lebih sederhana, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.
  • Pancasila harus membumi, tidak ekslusif. Pembahasan terkait Pancasila bukan hanya ada di ruang-ruang kelas, diskusi-diskusi, atau seminar-seminar, tetapi membumi, hidup dalam jiwa anak bangsa, dan menjadi pedoman hidup sehari-hari. Banyak diantara hal baik yang dilakukan oleh masyarakat sebenarnya adalah cerminan pengamalan Pancasila, tetapi mereka belum memahaminya, karena Pancasila seolah menjadi hal yang ekslusif, tidak terkait dengan kehidupan mereka. Pancasila dianggap hanya ada saat belajar di sekolah dan bersifat hapalan, dan setelah itu terabaikan.
  • Pemahaman Pancasila seperti yang dipaparkan oleh tokoh bernama Ceu Edoh adalah bukti bahwa rakyat perlu dididik dan perlu dipahamkan makna Pancasila sesuai dengan konteks kehidupannya hari agar mereka merasa perlu dan merasa memiliki Pancasila sebagai pandangan hidup bermasyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun