Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengantisipasi Kepikunan Pasca-pensiun dengan Menulis

30 Januari 2020   07:31 Diperbarui: 30 Januari 2020   08:23 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau mengacu kepada usia saya yang akan menginjak 40 tahun, sebenarnya saya masih terhitung usia produktif. Bahkan menuju batas usia sebagai PNS pun, misalnya usia pensiun saya pada usia 60 tahun, masih ada waktu 20 tahun lagi. Sebuah perjalanan yang masih jauh dalam meniti karier sebagai PNS di sebuah kementerian.

Walau demikian, saya jauh-jauh hari sudah berpikir bahwa masa pensiun itu pasti datang. Hanya soal waktu saja. Terbayang kalau misalnya saya pensiun tanpa banyak melakukan kegiatan, saya akan jenuh, bosan diam terus di rumah, bahkan mungkin stres, karena biasanya saya bekerja, saya terpaksa harus berhenti bekerja.

Berdasarkan kepada hal tersebut, saya memikirkan apa aktivitas yang saya lakukan pascapensiun? Maka saya dengan cepat memutuskan disamping banyak beribadah dan berolah raga, saya akan banyak membaca dan menulis. Mengapa?

Karena berdasarkan beberapa hasil penelitian yang saya pernah baca dan berdasarkan pengamatan saya, orang yang banyak membaca dan menulis tidak akan cepat pikun dan tampak sehat walau usianya sudah kepala tujuh atau kepala delapan.

Penyakit kepikunan ditandai dengan hilangnya ingatan atau kesulitan seseorang untuk memperoleh informasi yang sudah tersimpan di dalam otak. Meskipun kepikunan adalah bagian umum dari penuaan, kondisi ini juga dapat berupa sebuah gejala penyakit atau efek samping dari konsumsi obat-obatan atau suatu tindakan.

Ingatan dapat dipengaruhi oleh proses penuaan. Semakin tua seseorang, berbagai macam proses dan reaksi kimia terjadi pada beberapa organ vital, salah satunya adalah otak. Perubahan ini di sisi lain dapat mempengaruhi bagian pada otak yang bertanggung jawab dengan sistem saraf panca indera dan ingatan.


Penyebab pikun antara lain:

Dementia: Dementia adalah sebuah istilah yang luas yang menyangkut kerusakan atau cedera pada otak yang dapat membuat otak tidak dapat mengingat ingatan dan keahlian hidup seperti cara berkomunikasi atau cara makan.

Amnesia: Juga dikenal sebagai sindrom amnesic, adalah kondisi yang ditandai dengan kehilangan ingatan setelah suatu kejadian yang mengakibatkan trauma, seperti kecelakaan atau cedera.

Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat antidepresan diketahui dapat mengubah susunan kimia otak, yang akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan organ tersebut untuk menyimpan dan mengingat suatu ingatan.

Gaya hidup: Gaya hidup seseorang dapat menyebabkan terjadinya kepikunan. Belakangan ini ditemukan bahwa dalam tidur, otak menampilkan ulang aktivitas yang dilakukan sepanjkang hari di saat sistem saraf membangun hubungan baru. (sumber: docdoc.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun