Mohon tunggu...
Idris
Idris Mohon Tunggu... Guru - Hidup disayang mati dikenang

Sang Penembus Kabut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akademis atau Organisasi, Mana yang Lebih Penting?

21 Oktober 2019   23:02 Diperbarui: 22 Oktober 2019   10:15 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuliah di perguruan tinggi (Sumber: conteudoms.com)

Dalam dunia pendidikan, organisasi dan kepentingan akademis selalu menjadi peperangan pilihan di kalangan mahasiswa yang baru masuk kuliah. Hal ini tentu juga pernah dialami oleh semua yang pernah menjadi mahasiswa siapa pun dan dimana pun.

Dalam pandangan saya, antara organisasi dan akademis itu sama-sama bisa menjadi jembatan kita untuk eksis di dunia pendidikan dan perpolitikan. Tetapi hanya saja dari keduanya tak bisa kita tunggangi dengan sempurna secara bersamaan.

Kita ketahui, bahwa organisasi itu merupakan sekumpulan individu yang bergerak dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Serta merupakan tempat dimana kita bisa belajar membangun prinsip leadership (kepemimpinan) dan relasi personal kita untuk saling mengetahui satu sama lain dalam ranah hablumminanas.

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, disampaikan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang saling bekerja sama serta terikat secara formal dalam rangka melakukan pencapaian tujuan yang sudah ditentukan dalam ikatan yang ada pada seseorang atau beberapa orang yang dikenal sebagai atasan dan seorang atau kelompok orang yang dikenal sebagai bawahan.

Sumber: rantiang.com
Sumber: rantiang.com
Dalam kutipan Prof. Dr. Sondang P. Siagian sudah sangat jelas bahwa organisasi merupakan sekelompok orang yang terikat secara formal untuk melakukan pencapaian tujuan bersama yang sudah ditentukan oleh atasan hingga bawahan. Sehingga hal ini memberikan peluang seseorang untuk meraih jaringan atau kekuasaan dengan mudah yang hendak dicapainya.

Sedangkan secara definisi, akademis berasal dari kata akademi yang berarti lembaga pendidikan tinggi setingkat universitas, institut atau sekolah tinggi. Akademis adalah sebuah kata sifat yang menunjukan sesuatu yang bersifat ilmiah dan berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Dan biasanya istilah ini sering digunakan untuk menunjukan kemampuan seseorang dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu seperti dalam matematika, fisika, kimia dan lain-lain.

Melihat dari penggalan definisinya, akademis sangat erat hubungannya pada ilmu pengetahuan, maka akademis lebih dominan untuk digeluti terlebih dahulu, bukan?

Tapi, kendati demikian, bagi kalian yang masih bingung, mana yang lebih penting antara organisasi atau akademis?

Dari dua hal yang selalu membingungkan ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya. Di mana saat saya duduk di bangku kuliah S1, saya pun juga pernah bingung untuk memilih di antara keduanya. Sebab, terkadang jadwal kuliah (akademis) selalu bentrok dengan jadwal kegiatan organisasi. Akhirnya, di dalam kondisi terjepit seperti itu, maka saya harus merelakan salah satu dari keduanya.

Meski saat itu, saya sempat memilih untuk ikut aktif di organisasi di awal perkuliahan saya. Sebut saja nama organisasinya semacam komunitas Gates (teater), tapi setelah setahun berjalan, tepatnya di semester kedua, saya mulai berkaca dari kisah Samin (bukan nama sebenarnya), yang tak lain adalah teman saya. 

Samin merupakan mahasiswa pendidikan olahraga di universitas swasta di daerah. Ia bisa dikatakan aktif dalam kegiatan organisasi. 

Setiap jam kuliah, ia jarang ada di kampus lantaran kesibukannya sangat padat di organisasi. Mungkin bisa dibilang dari lima hari kuliah dalam seminggu, ia hanya sehari atau dua hari mengikuti jam kuliah, bahkan parahnya terkadang ia tidak hadir sama sekali dalam seminggu.

Dua tahun kemudian tepatnya pada semester 4, Samin bercerita kepada saya tentang akademis. Ia berkata bahwa ia merasa gagal dalam mendalami akademisnya. Jangankan menguasai materi-materi akademisnya secara komprehensif, ditanya hal yang sederhana saja seperti berapa luas lapangan bola, dia pun tidak tahu. 

Setelah itu, di suatu kesempatan, saya pernah menanyakan kesibukan serta kegiatannya selama berorganisasi. Ada hal yang membuat saya tercengang ketika dia menjelaskan secara runut organisasi yang ia geluti saat itu, terutama terkait prinsip-prinsip kepemimpinan. Bahkan yang membuat saya terkejut, teman saya menduduki jabatan tertinggi dalam organisasinya yaitu, sebagai ketua umum.

Tak hanya itu, lewat organisasinya, ia juga terkenal di lingkungan para tokoh politik elit di derahnya. Serta hampir seluruh mahasiswa di kampusnya kenal dengan Samin.

Dari cerita Samin, akhirnya membuat saya berpikir serta memutuskan langkah mana yang harus saya fokuskan-- organisasi atau akademis.

Dan tak selang waktu lama, saya pun memutuskan untuk keluar dari organisasi dan fokus dengan akademis. Sebab, kegagalan akademis Samin adalah bukti nyata bahwa tidak bisanya membagi waktu antara oraganisasi dan akademis, dapat berpengaruh terhadap masa depan akademis. 

Namun, meski saya berhenti dalam kegiatan organisasi, saya juga sempat melanjutkan kembali organisasi setelah lulus S1, namun di organisasi yang berbeda dari sebelumnya. 

Bagi saya akademis tak hanya bisa menciptakan generasi yang cerdas. Kita juga perlu belajar berorganisasi guna melatih dan membangun sikap kepemimpinan kita, terutama ketika masuk dunia kerja. 

Jadi, bagi kalian yang ingin berorganisasi, alangkah baiknya untuk mengutamakan akademis, agar semua yang yang hendak dituju, dapat menjadi kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun