Kabut pagi turun perlahan di tengah rimbunan hutan tropis, desa Monilo, kec. Petasia Timur, Kab. Morowali Utara, Sulawesi Tengah.Â
Rimbunan pohon penutup hutan terselimuti kabut putih. Jarak pandang manusia pun dibuat kabur olehnya.
Sesaat kumudian, kabut hilang perlahan. Gerimis pagi turun mengusir kabut. Jumat 24 Juni 2022, hari terakhirku di areal pemukiman perusahaan tambang, sawit, nikel, dsb.
Sepanjang jalan utama, kantor perusahaan dan kos-kosan karyawan perusahaan berderet. Diantara namanya; PT ANA (Agro Nusa Abadi), PT. DBM. Site PT. BUMANIK, PT. STARDUST ESTATE INVESTMENT (SEI), PT GUNBUSTER NICKEL INDUSTRY, (GNI), PT Agro Nusa Abadi, dsb.
Pagi selalu sibuk dengan aktivitas keberangkatan karyawan. Bus karyawan perusahaan datang silih berganti.
Di salah satu deretan kos-kosan itulah aku menginap semalam. Sebelumnya, aku berdiam di penginapan "Puncak" beberapa hari.Â
Penginapan puncak berada jauh dari penduduk sekitar areal kos-kosan, namun ia menyatu dengan rumah karoke. Bila malam tiba, suasana rumah karoke mendadak ramai dan bising, penuh lengkingan suara pelepas penat.
Nah, hari itu, aku tinggal di kontrakan teman yang ngekos di antara kontrakan karyawan perusahaan. Model kos-kosannya sangat khas. Ia berderet di sepanjang Jalan poros dari Morowali Induk menuju daerah sekitar kabupaten Sulawesi Selatan.Â
Bangunannya sederhana, terdiri dari kamar-kamar petakan. Fasilitas kamar tergantung besaran harga. Bila kamar terlengkapi AC (air conditioner) dan perabotan tidur, maka harganya merangkak naik alias mahal.
Bisnis kos-kosan dan kontrakan tumbuh menjamur di sana. Pekerja perusahaan berlokasi di Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, mengantri mencari penginapan.Â