Mohon tunggu...
Franky Dwi Damai (Idham)
Franky Dwi Damai (Idham) Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa Ilmu Hukum, Universitas Pendidikan Ganesha (UPG)

Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singaraja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Langkah (Keajaiban Yakin)

23 Februari 2020   04:12 Diperbarui: 23 Februari 2020   04:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keajaiban Yakin
Denpasar, 23 Januari 2020. Dini hari mulai menyapa bersama sinar fajarnya yang menghadangku. Terbangun aku dari lelap tidurku semalam suntuk, alarm subuh mulai merintih menjerit tak kunjung henti. Tersadar aku dari ruang dimensi lain kembali kedunia nyata rutinitas.


Mulai kubuka catatan note di Hp androidku sebagai pengingat jadwalku tiap jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Tercatat bahwa tanggal 23 Januari 2020, aku harus check in ke Bandara Udara Internasional Ngurah Rai, untuk melanjutkan perjalanan tugas pengkaderan diri dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Desember 2019 akhir lalu, aku tak sengaja mencari  info pengkaderan jenjang ke-3 di grup facebook "LK III HMI Nasional". Aku mulai membaca-baca info penting di dalam grup tersebut. Lalu aku memulai untuk men-download beberapa proposal (Badko HMI) yang mengadakan Latihan Kader LKIII (Advance Training) di Bulan sekitar Januari-Februari yang terdekat.

Mulai aku baca dan aku resapi, (1) proposal HMI Badko Sumbagsel, (2) proposal HMI Badko Jawa Barat, (3) proposal HMI Badko Jawa Timur. Entah, apa yang menjadikanku bingung semuanya sama bagusnya dan sangat menarik. Karena ketiganya fokus pada jenjang pengkaderan akhir di tubuh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Karena masih bingung dan memang ini merupakan pengalaman baru  mencoba. Ya, sudahlah aku chat semua contact person yang ada dan bisa dihubungi.

Alhamdulillah, yang paling cepat konfirmasi adalah (HMI Badko Sumbagsel), dan disusul dengan (HMI Badko Jawa Timur), untuk di Badko Jawa Barat yang paling terakhir konfirmasi info terkait proposal dan teknis Latihan Kader III (Advance Training). Aku kembali bimbang, dan aku putuskan mengambil air wudhu kebetulan waktu itu, tepat pada hari Kamis-malam Jumat.

Bagiku itu hari sangat khusyuk dan suci. Tanpa ambil pusing, aku lanjut dengan sholat hajat. Setelahnya aku mulai tenang bahkan lebih mantep dari sebelumnya. Aku putuskan untuk memilih jenjang pengkaderan Latihan Kader III (Advance Training)  di (HMI Badko Sumbagsel) kebetulan, kemantapan malam itu mengarahkanku ke sana.


Sudahlah, aku tidak ingin ribet dan muterin kepala ini untuk kebingungan berpikir yang ruwet.  Sebagai solusi lanjutan, aku mulai  perbaiki niat lagi.  Selanjutnya aku niatkan semua untuk  ikhlas dan lanjut membuat jurnal selama 1 Minggu penuh.

Sampai pada waktu itu aku lupa jam makan dan mengurangi jam tidur malamku untuk fokus istirahat, namun aku tidak merasa terbebani malahan aku melakukan dengan sepenuh hati. Sampai pada akhirnya akupun mengirim ke alamat gmail kepanitiaan (HMI Badko Sumbagsel) Tahun 2020, melalui Ketua Pelaksana Kanda Paksi dan Yunda Ismi, selaku Koor SC.

Desember 2019 telah berlalu, dan memasuki bulan Januari 2020. Sekitar tanggal 15 Januari 2020, panitia menginfokan bahwa jurnal yang aku kirimkan lolos. Aku tercengang, sontak kaget kok bisa tiba-tiba lolos. Padahal peserta yang daftar sekitar 50-an ke atas. Namun yang terpilih hanya sebanyak 20 Peserta. Anenhya salah satu nama peserta di dalam SK Kelulusan Jurnal (HMI Badko Sumbagsel) terdapat nama lengkapku dan asal Badko HMI Bali-Nusra.

Aku mencoba mendiamkan diri, dan sejenak mengunci informasi itu selama 1 hari, sampai pada waktu keesokan harinya aku mulai  bisa terbuka,  dan memiliki niatan untuk mem-publish dan membagikan kepada para senior (HMI Cabang Singaraja). Setelah tersebarnya info (SK Kelulusan Jurnal), mulai juga banyak timbul pertanyaan, dan pernyataan dari sekitar, kenapa aku mendadak mengikuti Latihan Kader III HMI Senasional?.

Padahal sebelumnya aku belum pernah menyinggung perihal jenjang tersebut, ada pula yang bertanya kenapa kok cepat sekali anda masih muda terkesan buru-buru?. Parahnya juga ada beberapa senior yang malah mendoakan baik, saya diperbolehkan beberapa dari mereka para senior, untuk berangkat mengikuti pelatihan dan berpesan agar saya jangan pernah toleh kanan-kiri dan untuk memilih lebih memantapkan fokus-fokus trulala perihal persiapan pelatihan di atas.

Dengan kepala dan hati dingin layaknya seorang pemimpin, kebetulan dari dulu aku sangat ngefans dengan "Umar Bin Khottob" sang Singa Padang Pasir,  yang selalu kuat, tabah dan setel kalem dalam setiap permasalahan dan badai yang menghadang. Aku kuatkan diri dan menjawab dengan tegas, manghadap dan mantap memposisikan diri sebagai pemuda yang yang haus ilmu dan kemanfaatan untuk sekitar serta menjungjung tinggi pengkaderan, dengan tegaspun aku menjawab "semua berkah iktiar" serta sunatullah.

Ya,  dengan sadar aku hanya bisa menjawab bahwa Aku diterima dan jalani saja, semoga ini tidaklah kebetulan seperti yang dikatakan beberapa kolega sekitar. "Karena Tuhan tidak sedang bermain dadu, hanya saja mungkin ini tepatnya pada keberkahan dan jawaban dari  doa orang tuaku, serta orang di sekitar yang suka mendoakan dan menginginkanku untuk menemukan dan ditempa perbaikan-perbaikan menuju pada penempaan diri yang lebih baik lagi". Aku hanya bisa bersyukur dan semoga semua proses ini akan bermanfaat bagi orang sekitaku, termasuk di tubuh internal HMI Cabang Singaraja.

Tepat pada tanggal 16-22 Januari 2020, aku mulai menyebar proposal ke Kantor DPRD Kabupaten Buleleng, dan dibantu oleh teman, sebut saja Agung. Alhamdulilah, menakjubkan aku diberikan ridho-nya Allah pada tanggal 22 Januari 2020. Proposalku tembus dan Acc bantuan dari Bapak Ketua DPRD  Buleleng, Bapak Gede Supriatna, S.H, untuk bisa beli tiket pesawat dan melanjutkan serta memantapkan keberangkatanku ke Kota Bandar Lampung.

Malam harinya, aku berkunjung ke rumah Bang Juliadi dan meminta ijin dan restu dari beliau, alhamdulilah beliau sangat senang mendapat kabar ini. Kemudian,  tak lupa aku juga berkabar dengan Bang Teguh, Bang Asep, Bang Jung, Bang Yayan, Bang Zen, Ketum Bayu, Bang Halim, serta para kader Keluarga Besar HMI Singaraja, serta teman kolega lainya.

Hari berganti, di telan bergantinya tanggal. Tepat pada tanggal 23 Januari 2020, pada jam 05.30 Subuh,  aku memesan tiket lewat Travel Oka. Waktu itu, ada ujian aku kunjungi Alfamart semuanya tutup, aku ke Bank semuanya tutup kebetulan waktu itu hari Sarasvati dan otomatis banyak warga dan masyarakat melakukan persiapan upacara. Sehingga banyak juga tempat pembayaran yang sudah tutup, tidak seperti biasanya.

Memasuki tanggal 23 Januari 2020, jam 07.20, tak terasa sudah sedekat ini, aku baru ingat kalau hari ini aku harus cepat berkemas untuk chek out,  dari kamar dan tidak bermanja dengan senja sore di penimbangan untuk seminggu kedepan. Belum lagi tiket belum terbayarkan. Akupun langsung bergegas ke Alfamart dengan dibantu oleh Mas Halim. Selepas dari membayar tiket. Kami lanjut untuk diskusi sampai Siang. Tidak mengenal waktu, untuk upgrading.

Sore harinya, aku mengunjungi Mamiq Lalu, seorang Bapak yang dituakan oleh para mahsasiswa Lombok. Saya minta doa restu, ijin serta ridho beliau. Untuk saya berangkat ke Bandar Lampung dan Alhamdulillah di restui. Malam harinya, aku mampir ke rumah Ketua MD Kahmi Buleleng, Kakanda H. Lewa Karma dan memohon doa restu dari beliau, alhamdulilah beliaupun merestuiku dan mengajak aku dan Mas Halim bersama Agung untuk berdoa bersama, mendoakanku agar selamat dan mendapat keberkahan ilmu yang bermanfaat.

Tepat jam 09.00 malam, akupun diingatkan oleh Agung bahwa check in, dimulai 1 Jam sebelnya. Bentrokan waktu yang serba singkat dan terkesan dadakan, kami tabrak berdua dengan kekuatan yakin. Kamipun kaget ternyata di jalanan Singaraja-Bedugul, sudah terbangung megah Jalan Sochurt. Tanpa kita tahu kapan di bangun maklum terkahir ke Kota Denpasar sekitar 5 Bulanan yang lalu.

Sehingga dengan hadirnya jalan Shocurt, Singaraja-Denpasar sangatlah membantu kami berdua untuk potong jalan yang seharusnya 3-3,5 Jam. Namun dengan adanya jalan terobosan terbaru dan canggih yang merupakan inisiasi era pembangunan Gubernur Wayan Koster, sangatlah memberikan kemudahan kami sampai dengan jarak tempuh 2 Jam ke Bandara Internasional Ngurah Rai.  

Sesampainya di Bandara Internasional  Ngurah Rai, kami berdua dikejar waktu lantaran kurang 15 menit lagi pesawat akan lepas landas terbang. Kesetiakawanan Agung sangat membantu kelangsunganku, yang jelas dengan (ikhlas) dari awal dia membantu ke berangkatanku sampai titik akhir. Saat akan masuk ke Bandara dan check in, aku kebingungan lantaran pengumuman 5 menit Pesawat akan terbang. Kami berdua lari cepat, seakan dikejar anjing tanpa disadari kami berdua telah melampaui kecepatan pelari cepat.

Setelahnya, akupun melanjutkan  check in, dan kembali hambatan mulai datang silih berganti. Aku mendapatkan info lewat pesan whatsap tiket parkir Agung yang hilang dan syukurnya, si Agung masih diperbolehkan keluar dari Bandara Internasional Ngurah Rai dengan membayar Denda. Akupun hanya bisa meminta maaf dan mengucap terimakasih, begitu besar bantuan Agung support immateril padaku yang tak bisa aku lupakan jasanya.

Semoga dia dimudahkan pula dalam setiap dan segala sesuatu urusanya walaupun rintangan menghadang. Namun dibalik ketelatan keberangkatan kami perjalanan ke  Bandara, sebagaimana janjiku ke Agung. Akupun menguatkan janji dan ridho Allah melalui pencapaian kami tiba 2 Jam di Bandara, dan juga di mudahkan di segala urusan ketika kita mau berikhtiar yakin dengan (iman islam) dan hanya Pasrah melalui ritual ibadah islam (tunduk dan pasrah) hanya dialah kebenaran mutlak (Allah Swt).

Saat di Jakarta, pada tanggal 24 Januari, tepat jam 01.45 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kemudian sejenak aku istirat dan lanjut bermunajat pada Tuhanku pada jam 05.30 dan selanjutnya, aku bergeser untuk pergi check in ulang pada jam 07.30-08.30 untuk keberangkatan Jakarta-Bandar Lampung Bandara Internasional Radin Inten II.

Hari Pertama di Lampung
Sesampainya di Bandara Internasional Radin Inten II, jam 08.40. Aku berdiam diri sejenak, dan memanjakan kakiku. Kemudian, lanjut mencari warung makan Warung Jawa, alhamdulillah dengan 15.000 cukup untuk memanjakan perutku komplit nasi uduk, dan es teh. Setelah itu, aku kembali masuk ke Bandara dan mencari Bus. Selama 2 Jam, aku menunggu Bus tak kunjung datang.

Sampai pada akhirnya aku lelah menunggu dan kemudian bertemu dengan pasangan muda suami istri yang tak kukenali dan aku bertanya. Mohon maaf Bang,  aku boleh nanya, kira-kira jam berapa Bus Trans Lampung ke sini ya? dan belum sempat saya kenalan. Saya di kasih uang sebesar Rp. 100 Ribu rupiah. Dengan kagetnya mereka berdua bilang kamu adinda saya. Saya kaget dia bilang begitu, ternyata mereka mengaku alumni dari (HMI).

Alhamdulillah, kami sempat berfoto sebelum aku meneruskan perjalanan ke Kota Bandar Lampung untuk mencari sekretariat HMI Cabang Bandar Lampung. Hikmah di balik perjalanan pencarian jati diri adalah (Berubah, Berkarya, Berbuah dan Bermanfaat). Kekuatan yakin, serta usaha untuk sampai pada tujuan murnimu adalah jalan kemajuan dirimu dan peradaban yang kamu bawa untuk bermanfaatan sekitarmu.
Ikuti cerita selanjutnya..

Tentang Penulis : Franky Dwi Damai, Ia merupakan pemuda yang berkesempatan baik dapat berkuliah di Universitas Pendidikan Ganesha-Singaraja- Bali. Ia, Mengambil studi Ilmu Hukum. Ia, juga seorang anggota HMI Cabang Singaraja.  Cinta gerakan sosial  yang cenderung penuh (kebersamaan) serta hanif atau cenderung pada kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun