Mohon tunggu...
Dewa Ketut Suharjana
Dewa Ketut Suharjana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Wirausaha

Wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Kalau Kecebong dan Kampret Kawin Jadi Apa?"

14 September 2020   09:33 Diperbarui: 14 September 2020   09:40 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13. Wicaksaneng Naya. Kecepret harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat. Strategi utama dari Tim Pemenangan pusat harus teguh dijalankan dengan kreasi-kreasi kecil yang disesuaikan dengan tempat, waktu dan keadaan.

14. Dhirotsaha, Kecepret harus rajin dan tekun bekerja. Waktu 24 jam, 7 hari seminggu haruslah menjadi waktu kampanye. Tiada waktu santai.

15. Dibyacita, Kecepret harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain. Benturan sesama relawan tak dapat dihindarkan, namun yang paling utama adalah bersikap terbuka dan terus belajar.

16. Nayaken Musuh, Kecepret harus mampu menguasai musuh dari dalam dan luar. Pihak lawan akan terus mengintai, bahkan menyusup masuk sebagai telik sandi seperti Mr. Muno pada cerita awal artikel, maka haruslah jeli.

17. Ambek Paramartha, Kecepret hendaknya pandai menentukan prioritas utama. Cobaan bahkan gangguan pasti ada di lapangan selama masa pra pencoblosan, namun Kecepret haruslah tetap fokus, semua perhatian, energi dan waktu harus difokuskan untuk usaha-usaha pemenangan Muhamad-Sara.

18. Waspada Purwatha, Kecepret harus selalu waspada dan selalu melakukan introspeksi diri. Serangan dari pihak sebelah pasti ada, makanya mesti waspada. Namun harus juga open mind, mengkoreksi perilaku menjadi lebih baik lagi.


Bukan rahasia lagi bagaimana totalnya loyalitas Kecebong pada beberapa Pemilu dan Pilkada yang lewat, ini menghantarkan paslon yang didukungnya banyak yang kemudian sukses memenangkan pilkada dan pileg bahkan Pipres.

Disisi lain Kampret juga sudah juga membuktikan loyalitasnya yang tegak lurus, tetap setia sampai akhir meskipun sering merasakan kepahitan. Loyalitas yang tanpa batas.

Bayangkan, dua kelompok relawan yang memiliki loyalitas pada pimpinan yang tanpa batas, jiwa kesetiakawanan yang sangat kental serta bersemangat tinggi, kemudian bersatu mengusung paslon yang sama, apa yang terjadi? Ya jika dihitung secara teoritis maka kemenanganlah yang akan diraih, tanpa bermaksud jumawa dan mendahului kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Betapa bersyukurnya Paslon Muhamad-Sara memiliki Kecebong dan Kampret, dua kelompok relawan yang berkualitas super. Niscaya Muhamad-Sara akan dihantar menuju Kantor Walikota Tangsel kelak.

Jika 18 sikap ini bisa dipraktekkan oleh Kecepret dengan baik, ditambah dengan loyalitas tanpa batas dan totalitas mereka, maka kemenangan Muhamad-Sara akan menjadi nyata, sebuah hadiah terindah bagi warga Tangsel untuk menyongsong perubahan yang sudah lama dirindukan. (Ponjati08122020DKS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun