Mohon tunggu...
Ida Mursyidah
Ida Mursyidah Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Anak Usia Dini

Ibu guru yang gemar membaca, bahkan membaca segala kemungkinan terburuk, untuk menyiapkan mental. Senang menulis, walaupun belum pernah menulis buku solo dan tak akan mampu menulis takdir sendiri. Suka menyimak, meskipun suara hati kecil sering terabaikan. Kadang berbicara, jika memang waktunya tiba dan membawa manfaat bagi yang mendengar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ada Apa dengan Tanaman Hias?

14 Januari 2021   21:09 Diperbarui: 14 Januari 2021   21:19 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana yang kita alami bersama, hobi mendapat tempat yang sangat baik selama masa pandemi Covid-19. Ada hobi bersepeda, hobi memasak, hobi menonton drama Korea, hobi menghadiri webinar, hobi berbelanja dalam jaringan dan hobi bercocok tanam. Mungkin masih banyak hobi yang lebih mendapatkan perhatian dari pelakunya namun tidak dituliskan barusan. 

Hobi yang sebelum pandemi bisa jadi hanya sekedar pemanis bibir ketika harus menjawab pertanyaan "apa hobi bapak/ibu?" atau pertanyaan "Apa kegiatan bapak/ibu jika sudah selesai dengan pekerjaan kantor?" dan pertanyaan serupa yang meminta konfirmasi tentang hobi seseorang. Kegiatan yang dilakukan di luar jam kerjanya di kantor, dilakukan pada waktu luang nan senggang untuk mendapatkan perasaan positif dan bersenang-senang. 

Di masa pandemi sang hobi seakan mendapatkan kursi kehormatan; di saat hampir semua orang dapat berada di rumah saja, bersama keluarga, menjadi manusia apa adanya, lengkap dengan kesukaan dan ketidaksukaan. Di saat stay at homelah orang menjadi dirinya yang paling jujur dan apa adanya. 

Sedemikian apa adanya seperti jika di rumah para pria biasa mengenakan celana "kebangsaan" berupa celana pendek selutut, maka saat menghadiri webinar mereka tinggal memadu padankan celana dinas rumah tersebut dengan kemeja atau batik atau seragam kantor yang mungkin diminta untuk dipakai oleh pimpinan kantor.

 Pada saat harus tetap di rumah, manusia kembali utuh dengan segala segi kemanusiaannya yang lengkap dengan emosi positif dan negatif. Ia jadi punya momen untuk menyadari perubahan emosi yang mungkin menuntun mereka mengenali diri sendiri lebih baik lagi, termasuk mengatasi perasaan tidak nyaman lantaran terpaksa berada pada kondisi yang tidak diinginkan. Manusia juga jadi lebih mudah mengidentifikasi minat dan hobinya. 

Hobi mendapatkan porsi perhatian selayaknya mainan baru. Disayang-sayang, diperhatikan dan tak boleh kenapa-kenapa. Ya. Hobi benar-benar berjaya selama pandemi. Setiap orang seperti tersadar bahwa ia tiba-tiba saja memiliki hampir seluruh waktunya untuk dirinya sendiri, termasuk melakukan hobi. Satu sisi baik dari pandemi ini adalah kita menyadari bahwa kita bisa memenuhi kadar dopamin hanya dari dalam rumah dengan menekuni hobi. 

Hobi bercocok tanam, sebagaimana memelihara hewan, membutuhkan kegiatan menyalurkan rasa kasih sayang agar tanaman atau hewan tersebut merasa dicintai lalu tumbuh dengan optimal. Dari hobi bercocok tanam saat pandemi, muncullah terminologi plantdemic. Kegiatan bercocok tanam selama dan karena tersedianya waktu luang yang berlimpah karena masa pandemi. Bahkan, beberapa orang yang saya kenal tidak pernah menanam tanaman apapun sepanjang usianya, tiba-tiba begitu terdorongnya untuk bercocok tanam dan berhasil.

Fenomena plantdemic masih akan berlanjut pada tahun 2021. Kegemaran orang berburu tanaman yang sedang digandrungi akan berlangsung bahkan mungkin, dengan lebih meriah. Saya lihat tanaman genus caladium alias keladi masih bisa lebih melejit lagi ketenarannya sebagai pilihan tanaman hias yang ditanam dan dipelihara para stay-at-homers. Jenisnya yang beragam, bentuk daun yang unik, corak pada daunnya yang antik dan bisa dijadikan pembahasan antar penggemar keladi dan perawatannya yang tidak terlalu sukar bisa menjadi poin penting untuk dipertimbangkan sebelum memborong tanaman ini. 

Saat seseorang menanam dan memelihara tumbuhan selama pandemi sejatinya ia mengalihkan perhatian dan energinya. Alih-alih menggerutu dan menyesali betapa panjangnya pandemi berlangsung, si penanam memilih mengurus makhluk hidup sesamanya. Dengan merawat dan menikmati setiap tahap pertumbuhan tanaman kesayangan, si penanam mendapatkan kebahagiaan dan kebahagiaan membuatnya lebih sehat dan kuat menangkal paparan virus. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun