Mohon tunggu...
F.Nugraha
F.Nugraha Mohon Tunggu... Student

Islamic Philosophy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Servant Leadership dalam Era Purbaya Yudhi Sadewa - Pelayan Negara di Kursi Menteri Keuangan

13 Oktober 2025   00:07 Diperbarui: 13 Oktober 2025   00:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam model servant leadership, Pak Purbaya akan diuji bukan hanya seberapa cepat ia menyusun anggaran atau mengatur kebijakan, tetapi bagaimana kebijakan itu bisa dirasakan oleh semua kalangan masyarakat terutama memperhatikan mereka yang selama ini mungkin terpinggirkan.

Tantangan "Pelayanan" di Tengah Politik dan Ekonomi

Menjadi pemimpin di level nasional, terutama Menteri Keuangan tentu memiliki tekanan besar baik dari segi politik, pasar, investor, serta harapan publik. Bahkan hanya dengan perkataan beliau di media saja, pasar bisa berubah. Menjadi pemimpin yang melayani tidak cukup hanya sekedar slogan, namun harus konkret. Pak Purbaya mau tidak mau harus menghadapi tantangan besar, agar beliau bisa disebut sebagai pemimpin yang melayani masyarakat, sehingga tidak terkesan hanya framing media saja.

Salah satunya adalah harus bisa mengelola konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat kecil dan tuntutan investasi atau kebijakan jangka pendek. Dalam hal ini pada kebijakan fiskal yang seringkali dihadapkan antara keberpihakan pada masyarakat kecil dengan kebutuhan menarik investor asing. Pemotongan subsidi, kenaikan pajak konsumsi dan insentif besar untuk korporasi adalah contoh kebijakan yang terkesan berpihak "ke atas". Salah satu kebijakan yang langsung menjadi sorotan dari Menkeu Purbaya adalah pemindahan uang kas senilai 200 trilliun dari Bank Indonesia ke sejumlah bank milik negara (Himbara) untuk mendorong likuiditas perbankan nasional dan mempercepat penyaluran kredit produktif sehingga diharapkan bisa menggerakkan sector riil dan mempercepat pemulihan ekonomi. dan membuka banyak akses pembiayaan bagi pelaku usaha termasuk UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Namun disisi lain, kebijakan tersebut harus diawasi dengan baik. sebab, tanpa pengelolaan dan pengawasan ketat, suntikan dana besar ke sektor perbankan berpotensi tidak sepenuhnya mengalir ke masyarakat kecil, melainkan justru memperkuat pemain ekonomi yang besar. di sinilah relevansi pendekatan servant leadrship menjadi penting. menjadi seorang pemimpin yang melayani selalu memastikan setiap kebijakan memberi manfaat nyata bagi mereka yang membutuhkan

Menjadi pemimpin yang bergaya servant leadership dituntut untuk bisa mempertimbangkan baik-baik antara sisi makro dan mikro sehingga sehingga ia bisa membuat semua orang bertumbuh bahkan yang paling lemah sekalipun. Dari sini lah kedepan pak Purbaya apabila bisa menerapkan servant leadership yang ideal maka belaiu tidak hanya dinilai dari pertumbuhan ekonomi, tapi dari seberapa banyak rakyat kecil ikut bertumbuh,

Mendengarkan dengan hati terbuka adalah salahsatu ciri dari kepemimpinan servant leadership. Seorang srvant leader harus turun ke lapangan, bukan hanya untuk pencitraan saja, akan tetapi untuk memahami kondisi sosial secara konkrit. Pak Purbaya adalah sosok yang jujur terhadap data. Apabila data memang menunjukkan belum sesuai harapan maka belaiu segera membuat keputusan untuk memperbaikinya. Dari sini, cerita nyata dibalik grafik pertumbuhan atau sebaliknya harus diketahui secara langsung sehingga suara masyarakat akar rumput seperti petani, nelayan, UMKM bisa langsung terdengar agar bisa mengambil kebijakan ekonomi yang langsung bisa dirasakan manfaatnya. Saya sebagai rakyat biasa sempat berpikir, bagaimana jika Menkeu tidak hanya bendahara negara, tetapi benar-benar menjadi "pelayan rakyat"? sehingga setiap rupiah dianggarkan dengan sangat hati-hati dan penuh empati sehingga kesejahteraan sosial bisa meningkat.

Apakah Purbaya Bisa Jadi "Servant Leader"?

Menjadi servant leader memiliki banyak tantangan. Diantara banyaknya tekanan politik, ia harus tetap mengedapankan nilai moral dan sosial. Apakah bisa Pak Purbaya menjadi servant leader? Dengan latar belakang akademik, pengalaman dan beberapa kebijakan dan informasi media yang sudah kita ketahui belakangan ini, kita semua berharap semoga bisa. Jika pak Purbaya menjadikan pelayanan public sebagai inti gaya kepemimpinanya, maka kepercayaan publik akan tumbuh dan bertahan. Karena menjadi pemimpin tidak hanya memimpin dari atas, tetapi juga harus bisa mendengar masyarakat yang berada di bawah, orang kecil, memperjuangkan mereka dan melayani sepenuh hati. Itu semua adalah esensi dari servant leadership yang sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun