Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

7 Hal yang Perlu Dicermati agar Film Indonesia Tetap Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

12 Januari 2023   14:29 Diperbarui: 12 Januari 2023   16:13 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitupun keempatnya beroleh pencapaian penonton dengan jumlah yang mengesankan. Artinya terbuka peluang besar bagi pasar untuk menyerap lebih banyak lagi cerita-cerita asli yang dibuat dengan craftmanship yang terjaga.

2. KEBERANIAN MENGEDEPANKAN TEMA-TEMA BARU

"Mencuri Raden Saleh" mencuri perhatian penonton tahun lalu dengan kebaruan temanya untuk industri film nasional. Tema-tema pencurian rasanya belum pernah digarap oleh sineas negeri ini dan Visinema Pictures menggarapnya dengan total dan mengerahkan segala aspek dari desain produksi hingga promosi ke level maksimal. Dan hasilnya "Mencuri Raden Saleh" beroleh lebih dari 2,3 juta penonton.

Tahun lalu memang tahunnya horor namun disuguhi tontonan dari genre yang sama dengan sedikit sekali inovasi dalam jumlah besar lama kelamaan akan membuat penonton bosan dan beralih ke tema-tema lainnya yang jarang digarap seperti tema heist.

3. KEBERANIAN BERCERITA DENGAN CARA BERBEDA

Dengan sebegitu banyaknya serbuan film horor tahun lalu, "Qodrat" yang berangkat dari cerita asli menonjol karena keberaniannya bercerita dengan cara yang berbeda. Sisi agama yang biasanya terpinggirkan di film horor kiwari justru ditonjolkan sangat erat di film besutan Charles Gozali itu.

"Qodrat" juga menjadi titik balik dari film horor dengan cerita jadul dengan kemasan modern yang tampaknya disukai penonton yang mungkin mulai bosan dengan cerita yang begitu-begitu saja.


4. KEBERANIAN MEMPRODUKSI FILM DENGAN BIAYA LEBIH BESAR

Jika mencermati daftar 15 film Indonesia terlaris kita bisa mengungkap satu fakta yang jelas: bahwa kesemuanya diproduksi tidak dengan biaya murah. Keseluruhan judul diproduksi dengan biaya produksi dan promosi minimal 3 milyar rupiah. Hasilnya jelas: secara teknis film naik level berlipat-lipat dari generasi sebelumnya.

Dan tak ada lagi istilah memproduksi film horor karena dianggap murah. Dan anggapan tersebut sebenarnya salah besar. Karena film horor justru bersandar betul pada aspek teknis visual dan suara yang memang perlu dibuat mumpuni demi memuaskan penonton. Dengan cara ini, film Indonesia bisa terhindar dari "pedagang film" yang memproduksi film hanya sekedar mencari untung belaka tanpa mempedulikan sustainability dari industrinya beberapa tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun