Mohon tunggu...
Abiyulail Alatas Abus
Abiyulail Alatas Abus Mohon Tunggu... Mahasiswa

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melestarikan Meriam Puntung Warisan Leluhur di Sukanalu

20 Mei 2025   19:32 Diperbarui: 20 Mei 2025   19:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meriam Puntung Di Cagar Budaya Putri Hijau (Sumber: Pribadi)

Sukanalu, Kabupaten Karo --- Meriam Puntung di Sukanalu merupakan salah satu peninggalan budaya yang memiliki nilai sejarah dan spiritual tinggi bagi masyarakat setempat. Meriam ini merupakan pecahan dari Meriam Puntung yang utuh dahulu, dimana bagian lainnya kini disimpan di Istana Maimun, Medan. Kedua meriam ini, meski berasal dari benda yang sama, memiliki peran dan makna yang berbeda bagi masyarakat dan pengunjung.

Di Istana Maimun, Meriam Puntung lebih dikenal sebagai objek wisata dan koleksi museum yang mewakili sejarah dan kejayaan Kerajaan Melayu Deli. Meriam tersebut dipamerkan dalam suasana yang terawat dan dikelola secara profesional untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebaliknya, Meriam Puntung di Sukanalu lebih dipandang oleh masyarakat lokal sebagai simbol perjuangan dan identitas budaya Karo, bahkan memiliki makna spiritual yang kuat. Legenda yang menyelimuti meriam ini masih hidup di kalangan warga, walaupun kepercayaan tersebut mulai memudar di tengah kemajuan zaman.

Menurut warga Sukanalu, meriam ini bukan hanya artefak, tetapi juga warisan leluhur yang memiliki kekuatan mistis dan menjadi lambang keberanian masyarakat dalam menghadapi serangan musuh pada masa lampau. Namun, tantangan terbesar saat ini adalah minimnya perhatian dan pengelolaan yang memadai untuk merawat situs ini. Lokasi meriam yang berada di area cagar budaya sering kali kurang terjaga kebersihannya, dengan sampah yang bertebaran serta fasilitas yang belum memadai untuk mendukung pariwisata.

Selain itu, ketidakjelasan pengelolaan antara pemerintah dan masyarakat lokal menjadi hambatan dalam pengembangan wisata dan pelestarian situs tersebut. Hal ini menyebabkan potensi wisata sejarah yang besar belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Salah satu insiden yang menjadi perhatian adalah kebakaran kecil yang pernah terjadi di sekitar meriam pada awal 2000-an, yang disebabkan oleh pengunjung yang membawa lilin ke area tersebut. Kejadian ini menambah urgensi perlunya pengawasan dan penanganan yang lebih baik.

Ke depan, banyak harapan agar Meriam Puntung di Sukanalu mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah, pihak terkait, dan masyarakat. Dengan pengelolaan yang baik, situs ini bisa menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik sekaligus menjadi sarana edukasi budaya yang memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Karo. Pelestarian meriam ini juga akan menjaga cerita dan nilai-nilai luhur leluhur tetap hidup bagi generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun