Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Admin Kompasiana Penakut?

1 September 2021   18:33 Diperbarui: 1 September 2021   18:36 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kenangan bersama teman-teman yang pernah (dan masih) menjadi Wartawan Harian Kompas 

Tujuan saya menulis artikel tersebut dan langsung menunjuk hidung Menteri Dalam Negeri semata-mata karena memang Keputusan Mendagri itu sangat menguntungkan segelintir pengusaha PCR. Sebaliknya itu sangat merugikan ribuan karyawan dan perusahaan penerbangan. Dan yang paling utama adalah merugikan jutaan bahkan puluhan juta calon penumpang pesawat, ya puluhan juta rakyat Indonesia yang punya banyak urusan, sehingga harus membayar tiket pesawat ditambah lagi bayar tes PCR. 

Di mana keberpihakan Pemerintah? 

Nah, bukankah itu salah satu dorongan kita para blogger menuliskan opini, demi kemaslahatan umat, demi kepentingan rakyat banyak, demi membela kelompok masyarakat yang tidak berani bersuara?

Makanya saya terheran-heran dengan admin Kompasiana yang menghapus artikel saya. Apalagi dengan alasan yang mengada-ada. 

Karena itulah, saya kembali meluangkan waktu, energi, dan pikiran saya menuliskan artikel opini ini. Semestinya artikel saya kali  ini bisa menjadi kritik membangun, menjadi cermin buat anda para Admin Kompasiana. 

Apakah  anda segitu penakutnya, atau sebaliknya, begitu sombongnya, begitu jumawa-nya merasa berhak membredel opini, tanpa memberi argumentasi yang masuk akal --disertai bukti dan fakta yang detail-- dan legowo berdiskusi dengan kami, para penulis opini yang tidak dibayar.  Just info saja, sampai sekarang email saya tidak pernah dibalas oleh admin Kompasiana. Tanya Kenapa? 

Nah sebagai penutup. 

Opini saya pada awal Agustus tentang Mendagri yang membuat keputusan wajib PCR untuk penumpang pesawat itu, sebelum dihapus admin Kompasiana, kalau tidak salah hanya sempat dibaca puluhan orang. Namun, mungkin saja dari puluhan orang itu ada Presiden Indonesia Joko Widodo atau Mendagri Tito Karnavian yang membaca.

Ah, jadi ingat, masa-masa Kompasiana dipimpin orang-orang berintegritas (bukan para penakut) yang mengajak 100 Kompasianer terpilih makan siang di istana bersama Presiden Joko Widodo. Dan saat di meja makan, saya langsung tanya ke Pak Jokowi, " Memang Bapak sempat baca Kompasiana? Kapan?" Dan sambil mengambil dua tusuk sate, Pak Jokowi menjawab saya, "Biasanya saat perjalanan pergi dan pulang antara kantor dan rumah". (maksudnya dari Istana Presiden di Jakarta ke rumah tinggalnya di samping Istana Bogor). 

Foto Kenangan bersama teman-teman yang pernah (dan masih) menjadi Wartawan Harian Kompas 
Foto Kenangan bersama teman-teman yang pernah (dan masih) menjadi Wartawan Harian Kompas 

Dan naluri saya, yang pernah menjadi Wartawan Harian Kompas, tidak langsung percaya dengan jawaban Pak Jokowi. "Oh, kalau tadi pagi, artikel Kompasiana mana yang sempat Pak Jokowi, baca?" Sambil tersenyum Pak Jokowi menyebut beberapa judul artikel Kompasiana. Ternyata memang artikel-artikel tersebut ada di Kompasiana pagi itu. Dan saya tersenyum lebar karena yang dibaca Pak Jokowi itu salah satunya adalah  tulisan saya. 

Oya, kembali ke urusan tulisan saya di take-down admin Kompasiana --yang penakut itu, yang seenaknya mengatakan bagian opini saya ada yang hoax dan akan membahayakan Kompasiana, bla, bla, bla  .... tanpa ada detail fakta dan bukti tulisan sanggahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun