Mohon tunggu...
Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd Mohon Tunggu... -

Graduated from Islamic Studies Department State University of Jakarta. Student at Medrese Suleymaniyye, Turkey.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inkonsistensi Nurcholish Madjid?

27 September 2015   23:06 Diperbarui: 27 September 2015   23:44 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[1] Istilah M. Dawam Rahardjo untuk menamai upaya Cak Nur dalam artikel “Modernisasi”nya. Lihat, M. Dawam Rahardjo, Islam dan Modernisasi: Catatan atas Paham Sekularisasi Nurcholish Madjid, pengantar untuk Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan, 2013) hlm. 22.

[2] Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, Jalan Hidup Seorang Visioner (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), hh. 82 – 83.

[3] Nurcholish Madjid, Modernisasi ialah Rasionalisasi bukan Westernisasi, dalam Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan.hh. 207 – 46.

[4] Julukan bernada optimis untuk Cak Nur yang beredar sekitar tahun 1966 – 1970, lihat Muhammad Kamal Hassan, Muslim Intellectual Responses to “New Order” Modernization in Indonesia (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pelajaran Malaysia, 1960) h. 118.

[5] Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LkiS), h. 325.

[6] Ideology-oriented, istilah yang dipakai Cak Nur dalam “Modernisasi ialah Rasionalisasi bukan Westernisasi” untuk membela kecenderungan alur pikirnya yang “menonjolkan” ideologi Islam, namun secara tidak langsung disetujuinya sebagai alur pikir yang tertutup (sempit).


[7] Karya-karya ini secara lengkap dan baik sekali terdokumentasikan dalam satu jilid karya Nurcholish Madjid, Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan.

[8] Istilah Dawam Rahardjo untuk menggambarkan tarik-menarik tanggapan terhadap Cak Nur yang dinilai berubah secara fundamental dalam pemikirannya, lihat Dawam Rahardjo, Islam dan Modernisasi. Istilah lain adalah “Muslim Idealis,” “Nurcholish sebelum Nurcholish yang pembaru,” dan “Natsir Muda,” lihat Muhammad Kamal Hassan, Muslim Intellectual Responses, hh. 21 – 30, 118.

[9] Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, hh. 38 – 39, 81.

[10] M. Dawam Rahardjo, Islam dan Modernisasi.

[11] Ahmad Gaus AF, Api Islam Nurcholish Madjid, hh. 36 – 54.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun