Mohon tunggu...
Ibnu Ilwan
Ibnu Ilwan Mohon Tunggu... Wiraswasta - nama

kelahiran gresik,10 juli 1976

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sabar Tidak Bertepi (Inspirasi Hidup)

10 Februari 2021   09:38 Diperbarui: 10 Februari 2021   09:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ Hanya kepada Allah semua masalah saya serahkan, karna saya yaqin semua adalah milik-Nya dan atas kehendak-Nya”. Itu salah satu kata yang sempat terucap dari seorang istri yang selalu sabar dan pasrah kepada Allah SWT. untuk mengarungi kehidupan ini dalam merawat anak dan suaminya.

Dia adalah Siti Urifa lahir di Gresik, 8 September 1980, anak keenam dari tujuh bersaudara yang sejak kecil sering sekali mengalami sakit. Hingga sang Ayah menggati namanya yang pada saat lahir bernama DEWI MAUIDHOTUL HASANAH diganti menjadi SITI URIFA dengan asalan keberatan nama ( Kabotan Jeneng : Jawa ). Karena adat jawa masih sangat melekat pada kehidupan masyarakat saat itu, dengan menggati nama berharap putrinya tidak sering-sering sakit lagi.

Karena sang ayah bukan dari keluarga kaya maka untuk mencukupi kebutuhan keluarga sang ayah mengadu nasib di ibu kota propinsi yaitu Surabaya, awalnya hanya mengontrak kamar petak yang cukup untuk tinggal beserta keluarganya. Seiring berjalannya waktu hingga bisa membeli rumah sendiri meskipun sederhana yang terpenting sudah tidak lagi kontrak kama petak dan pastinya lebih luas dan nyaman untuk beberapa anggota keluarga. Karena semua anak-anaknya yang kecil diajak semua ke Surabaya biar bisa mengawasi setiap harinya.

Siti Urifa kecil yang tinggal bersama ayahnya dipinggiran kota Surabaya sudah mulai memiliki teman sepermainan meskipun baru beberapa,karena perkampungan baru. Hingga suatu ketika saat bermain bersama teman dan saudaranya dia ingin buang air besah (BAB), karena pada saat itu belum ramai penduduk dan mungkin rumah belum dilengakapi jamban/WC, maka dia buang airnya di selokan yang agak besar dan biasa digunakan beberapa anak-anak untuk buang air .

Entah karena bergurau atau karena licin urifa kecil jatuh kedalam selokan tersebut dan air selokan tersebut terminum. Dari kejadian itu dia diavonis dokter mengidap penyakit paru-paru dengan analisa karena terlalu banyak kemasukan air kotor. Hari demi hari dijalani dengan pengobatan dari dokter hingga menyelesaikan pendidikan formalnya SD sederajad lulus tahun 1993 di Surabaya, SMP sederajat lulus tahun 1996 di Gresik tanah kelahiran dan jenjang SMA sederajat di tempuh di MAN 1 Gresik hingga lulus pada tahun 1999.

Setelah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat menengah dia melanjutkan pendidikan profesi di suatu lembaga di Sidoarjo selama satu tahun dan lulus tahun 2000. Menjelang kelulusan dari pendidikan profesi tersebut dia dimintak untuk membantu di sebuah lembaga pendidikan di Surabaya, yang awalnya sebagai guru pembantu baru pada tahun pelajaran berikutnya dipercaya menjadi guru kelas.

Sambil menjalankan profesinya sebagai guru dia juga melanjutkan studinya di perguruan tinggi swasta guna menunjang profasinya hingga mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan(S1). Dalam aktifas yang sangat tinggi tersebut penyakit paru-parunya kambuh lagi dan harus menjalan terapi obat lagi dari dokter dan juga berusaha menggunakan pengobatan herbal, karena prinsip sabar dan berserah hanya ke pada Allah semua itu bisa dilaluinya dengan indah.

Hingga pada tahun 2008 tepatnya 26 Juni 2008 dia dipersunting seorang lelaki yang sudah dikenal salama ini dan melangsungkan penikahannya. Setelah menikah dia masih menjalakankan tugasnya sebagai guru di Surabaya hingga sempat pulang pergi Surabaya –Gresik selama satu tahun, setelah satu tahun menjalani perjalan pulang balik tersebut sangsuami meminta untuk berhenti mengajar di Surabaya dan mancari aktifitas di tempat tinggalsuamianya.

Hidup didesa tempat tinggal suaminya dia jalani dengan sabar dan pasrah kepada Allah, dengan keahlian yang dimiliki akhirnya membuka bimbingan belajar bagi anak-anak disekitar rumahnya dan juga diminta untuk membantu mengajar Al-Qur'an di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ). Seiring berjalannya waktu hingga pada 27 maret 2011 dia dikaruniai seoarang putra dengan diberi nama OMAR JAVAS. Karena kondisinya yang belum betul-betul sehat dan masih mangeluarkan pendarahan akhirnya harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar utnuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif, tapi sang bayi diperbolehkan dibawa pulang.

Setelah pulang dari rumah sakit dia menjali hidupnya dengan apa adanya dengan aktifitas seperti biasanya hingga Sepuluh bulan kemudian terjadi peristiwa yang tidak bisa terlupakan hingga saat ini, yaitu tepatnya 26 Januari 2012 sang suami mendapatkan musibah yang mengakibatkan kelumpuhan. Peristiwa tersebut terjadi ketika sang suami sedang panen buah pisang dan salah satu batang pohon pisang tersebut roboh dan mengenai pada bagian belakang lehernya. Saat itu juga langsung dilarikan ke Klinik terdekat dari hasil analisa di klinik tersebut menyatakan bahwa besar kemungkinan akan terjadi kelumpuhan karena yang tertimpa adalah syaraf gerak yang ada dibagian leher.

Karena kondisi tersebut sang suami harus dirujuk ke rumah sakit daerah dan setelah sampai di rumah sakit fihak rumah sakit menyampaikan bahwa alatnya tidak lengkap untuk penangan tersebut, maka dirujuk ke rumah sakit propinsi tetpatnya RS Dokter Soetomo Surbaya. Karena harus menjalani perawatan dan operasi pemulihan syaraf karena terjepit tulang leher, hingga hampir dua bulan menjalani pengobatan di rumah sakit di Surabaya.

Sepulang dari perawatan di rumah sakit sang suami belum bisa berjalan normal hingga saat ini. Selama rentan waktu Sembilan tahun dia ( siti urifa ) menggatikan peran suami menjadi kepala keluarga dalam mencari nafkah, selain menjadi guru di sebuah TPQ juga berusaha jualan makanan (lontong balap) yang hanya bertahan kurang dari satu tahun, dikarenakan terlalu payah.  Hingga Mei 2018 di mencoba keberuntungan membuka toko klontong di pasar daerah setempat, sebelum membuka toko tersebut dia sempat melakukan survey dipasar selama satu bulan untuk mengetahui pangsa pasar.  dari hasil surveynya itulah dimemulai membuka tokonya dengan hanya berjualan telur. Dengan kesabaran serta kepasrahannya kepada Allah sajalah dia berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.

Hasil tidak akan pernah mengingkari dari usaha seseorang dengan izin Allah sekarang toko itu berkembang dengan sangat ramai hanya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, meskipun ada beberapa barang yang masih belum bisa dibeli. Hingga ada beberapa orang yang bilang bahwa dia menggunakan  sesuatu supaya tokonya laris dan ramai, dengan senyuman dia menjawab cibiran orang tersebut. Berkat kesabaran dan kepasrahannya kepada Allah semua itu bisa dia laluinya meskipun dengan berbagai cerita sedih yang belum bisa terungkap (masih dirahasiakan untuk pribadi katanaya).

Semoga cerita yang  ini bisa menjadikan inspirasi kita semua yang membaca tulisan ini. Hanya kepada Allah lah kita berharap dan menjadikan kesabaran sebagai kunci dalam segala hal. Dan semoga orang yang ada dalam cerita ini tetap diberi Allah kesabaran dalm menjalani hidup dengan merawat suami dan membesarkan putranya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun