Mohon tunggu...
Ian Hidayat
Ian Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

Praktisi Pendidikan, Editor Lepas dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mahbub Djunaidi : Sang Pendekar Pena, Inspirator yang Hidup di Alam Bawah Sadar

24 Oktober 2020   21:55 Diperbarui: 24 Oktober 2020   22:07 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Instagram @pmiikece

Bung, terimakasih banyak. Bung sudah menjadi bagian dari setiap inspirasi yang hadir dalam alam bawah sadar ini.

Bung, entah mengapa di setiap kejadian-kejadian yang tampak di hadapan. Seperti banyak menyampaikan pesan-pesan yang selalu Bung katakan.

Bung, meski kepergian Bung satu tahun sebelum kelahiran saya. Saya selalu merasakan bahwa Bung masih ada, dan hadir diantara kaum-kaum muda untuk menggelorakan semangat untuk memperjuangkan hak-hak setiap manusia dengan  tak kenal lelah, seperti ungkapan Bung kalau “ ... hak asasi itu sama pentingnya dengan sepiring nasi”.

Saya juga membaca salah satu esai Bung, dalam esai tersebut bung mengatakan “Selaku penulis saya ini generalis, bukan spesialis. Saya menulis ihwal apa saja yang lewat di depan mata. Persis TUKANG LOAK yang menjual apa saja yang bisa dipikul”. Dari perkataan Bung itu lah, saya menyimpulkan bahwa inspirasi Bung tak lekang oleh waktu, tempat dan keadaan.

Bung, mungkin bukan saya saja yang ingin bertemu dan mungkin sebagian ada yang sangat merindukan kehadiran Bung. Untuk sekedar berbincang, atau pun mendengarkan dengan khidmat setiap petuah Bung. Apalagi Kritikan Bung, yang katanya di zaman itu, —ah bukan juga, Saya sendiri membaca setiap tulisan Bung— yang tajam melebihi pedang Damaskus, namun dibalut dengan indah dan jenaka ala Warkop DKI. Hehehe

Bung, saya juga sering memutar film dokumenter tentang Bung. Oh yaa, Di dalam bagian film tersebut menceritakan di masa Bung menjadi tahanan politik, Bung tetap berjuang dan tetap mencari kabar aktual dan faktual. Sampai-sampai Bung, setiap harinya selalu meminta di bawakan nasi padang —ya tentu saja— kertasnya digantikan oleh koran yang berisikan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi. Dan setelahnya Bung pasti menyampaikan gagasan kepada kerabat yang menjenguk Bung, untuk disampaikan kembali kepada sahabat-sahabat Bung yang masih terus berjuang di luar.

Bung, semoga Bung bahagia di alam penantian Bung saat ini, bersama para Pemikir Pendiri Bangsa ini, dan Sang Isteri yang Bung cintai serta sahabat-sahabat Bung yang setia dibarisan Bung.

Bung, di akhir tulisan ini. Saya mohon kepada Bung untuk selalu membimbing, mengkritisi dan meridhoi di setiap perjalanan hidup saya. Hehehe, dan tentu saja dengan gaya jenaka Bung, tooh!. 😁😁😁

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun