Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Author

Mahéng menulis di berbagai platform. Di Kompasiana, ia belajar menguleni isu-isu berat dengan adonan humor, kadang matang, sesekali gosong, adakalanya garing, dan nggak jarang absurd, persis seperti hidupnya sendiri. Intip X/IG @iamaheng.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Panggilan Suci 10.10: Saat Kita Merayakan Perbudakan Konsumerisme dengan Riang Gembira

7 Oktober 2025   15:57 Diperbarui: 7 Oktober 2025   20:28 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Euforia tanggal kembar 10.10 perayaan besar para budak diskon. Sumber: Generasi Kecerdasan Buatan 

Begitu scroll lokapasar, lihat diskon cashback 90%, BOOM! dopamin langsung meledak. Kepuasan instan ini, singkatnya, adalah katarsis paling praktis abad ini. 

Siapa butuh meditasi sepuluh menit kalau bisa checkout keranjang dalam sepuluh detik?

Marketing menyebutnya “event,” psikolog bilang “pemicu impulsif,” dan dompet menyebutnya “upacara pemakaman kecil-kecilan.”

Seperti kata Kompasianer cum guru, Atikah, “Jangan asal checkout hanya karena tipu daya sebuah diskon.” Sayangnya, kalimat itu sering jadi soundtrack tanggal kembar, karena kita memang sering merasa tertipu setelah nggak berdaya. 

Promo tanggal kembar memadukan tiga ilmu penjualan: kelangkaan (timer berjalan, stok menipis), sorak-sorai kolektif (komentar live: “kak aku 3! kak aku 5!”—yang kemungkinan besar diketik staf magang toko itu sendiri, jam dua pagi, pakai tiga akun berbeda di lantai dua), dan FOMO akut, takut ketinggalan momen seolah barangnya bakal disertifikatkan pemerintah atau dibacakan saat upacara. 

Dan entah kenapa, manusia zaman sekarang lebih takut kehilangan keranjang belanja daripada kehilangan akal sehat. “Stok tinggal 3 lagi,” katanya. Kalimat itu muncul di setiap barang, setiap bulan, setiap tahun. Kalau beneran tinggal tiga, seharusnya udah punah sejak 2023. 

Manusia Modern dan Doom Spending

Belanja impulsif, atau yang belakangan dikasih nama keren Doom Spending, adalah mekanisme koping paling absurd yang pernah ditemukan manusia modern. Kita mengatasi stres ekonomi dengan cara menambah stres ekonomi itu sendiri.

Hidup lagi macet, kerjaan lagi numpuk, dompet udah sekarat, tapi tangan tetap gesit menekan tombol “beli sekarang.” Kita beli barang yang nggak dibutuhkan, dengan uang yang belum dimiliki. Paylater

Ironi yang kita bungkus pakai kata “self reward.”

Kita merasa jenius karena berhasil klaim kupon gratis ongkir dan diskon 50%. Rasanya seperti berhasil menaklukkan sistem. Padahal, sistem yang menaklukkan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun